Wednesday, 14 December 2016
Kelas : 4pa15
NPM :14513242
Nama saya ika yulistyamawati. Tempat tinggal saya diserang, dibekasi ini saya ngekost. Alasan saya memilih gunadarma karena adanya beberapa pertimbangan. Yang pertama karena waktu itu saya mencoba masuk ptn lewat jalur raport dan tulis tidak keterima. Yang kedua karena sudah terlanjur tersangkut di kota ini. yang ketiga karena banyak yang bilang kalo pts gunadarma terbaik kedua setelah UII (Universitas Islam Indonesia) yang ada dikota yogyakarta. Rencana kedepan yang ingin saya capai yaitu lulus dengan tepat waktu, kerja di sebuah perusahaan, membahagiakan mamah dan bapak, mampu membantu ngebiayain adik-adik, dan menjadi psikolog handal.
Tuesday, 8 November 2016
Kelas : 4PA15
NPM : 14513242
KASUS
Pada masa globalisasi ini, teknologi yang disuguhkan semakin
lama semakin modern, pekerjaan dapat dengan mudah diselesaikan salah satunya
dengan perantara komputer. Dalam bidang psikologi, tentu kita familiar dengan
penggunaan tes psikologi. Terdapat beberapa macam tes dalam bidang psikologi,
seperti tes kepribadian, tes minat dan bakat, tes intelegensi dan tes
psikologis lainnya. Sebagai contoh, dalam skoring tes intelegensi IST (Intelligenz
Structure Test) menggunakan komputer dalam pengerjaannya. Kita memasukan
data-data dari tes tersebut sesuai langkah-langkah yang telah ditentukan,
kemudian komputer memproses data-data tersebut hingga pada akhirnya nanti akan
keluar hasil dari pemrosesan data tersebut yaitu berupa grafik dan angka
tingkat intelegensi individu.
ANALISA KASUS
Berdasarkan contoh diatas, penggunaan komputer digunakan
untuk mempermudah pengolahan data, dan sehubungan dengan pengertian dari sistem
informasi psikologi yang merupakan pemanfaatan media teknologi untuk membantu
mempermudah mengolah data yang berkaitan dengan ilmu psikologi, dengan bantuan
media teknologi komputer yang berkontribusi dengan sistem informasi, dimana hal
ini akan sangat membantu dan mempermudah mulai dari penginputan data,
pemrosesan data hingga mendapatkan hasil (output) dalam pengolahan data.
Mengenai skoring tes intelegensi IST (Intelligenz Structure
Test) menggunakan komputer dalam pengerjaannya dengan transformasi data menjadi
suatu informasi, sebagai berikut:
Input
→ Memasukan data-data dari tes tersebut sesuai langkah-langkah yang
telah ditentukan (berisi
data-data pengisian tes intelegensi tersebut).
Proses → Komputer
memproses data-data pengisian tes intelegensi tersebut.
Output → Hasil dari
pemrosesan data-data pengisian tes intelegensi, yaitu
berupa grafik dan angka
tingkat intelegensi individu.
Pada intinya, pada sebuah sistem selalu terdapat
transformasi data menjadi suatu informasi, yaitu input – proses – output.
Data-data dimasukan kedalam sistem pemrosesan data yang bekerjasama untuk
mengolah data-data tersebut sehingga menghasilkan hasil (output) sebagai suatu
informasi yang bermanfaat, dan kemudian digunakan sesuai dengan kebutuhan dalam
bidang ilmu psikologi. Walaupun sudah berbasis komputer, bukan berarti akan
lepas dari kesalahan atau error. Mesin juga dapat mencapai titik error, sama
halnya dengan manusia yang tidak luput dari kesalahan.
sumber :
Wikipedia. (2013). Informasi. http://id.wikipedia.org/wiki/Informasi. (Diakses 9 November 2016)
Wikipedia. (2013). Sistem. http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem. (Diakses 9 November 2016)
Sunday, 9 October 2016
Nama : Ika
Yulistyamawati
Kelas : 4pa15
NPM : 14513242
Mata Kuliah : Sistem
Informasi Psikologi
A. Definisi Sistem Informasi Psikologi
1.
Pengertian Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa
Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang
dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi.
Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas baik
abstrak maupun nyata, dimana terdiri dari beberapa komponen yang saling terkait
satu sama lain. Objek yang tidak memiliki kaitan dengan unsur-unsur dari sebuah
sistem bukanlah komponen dari sistem tersebut.
2.
Pengertian Informasi
Kata informasi berasal dari kata Perancis kuno
informacion (1387) yang diambil dari bahasa Latin informationem yang berarti
garis besar, konsep atau ide-ide. Informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi)
atau kumpulan pesan yang terdiri dari order sekuens dari simbol, atau makna
yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan. Informasi dapat direkam
atau ditransmisikan. Sumber informasi adalah data. Informasi diperoleh setelah
data-data mentah diproses atau diolah.
3.
Pengertian Psikologi
Psikologi berasal dari perkataan Yunani yaitu “psyche”
yang artinya jiwa, dan “logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara
etimologis (arti kata) psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa,
baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya, maupun latar belakangnya.
Dengan singkat di sebut ilmu jiwa.
4.
Sistem Informasi Psikologi
Sistem informasi psikologi adalah suatu sistem yang
menyediakan informasi-informasi yang berkaitan dengan ilmu psikologi yang dapat
dijadikan untuk meningkatkan penguna dalam pengambilan suatu keputusan terhadap
penelitian, perencana, dan pengelolaan.
Psikologi sendiri berbicara tentang manusia. jika
digabungkan, sistem informasi psikologi mencangkup : Hardware, Software,
People, Procedurs , Data dan manusia. Hardware dan software sebagai mesin
sedangkan prosedur dan manusia sebagai pelaku, Dan data berfungsi sebagai
jembatan dari keduanya. Sistem informasi bisa dimanfaatkan oleh pelaku
psikologi untuk membantu mereka saat penghitungan skor dalam beberapa tes
psikologi.
Contoh dari sistem informasi psikologi yang berbasis
komputer adalah situs theinkblot.com. Pada situs ini, terdapat penyajian tes
Rorschach online.
B. Komponen-komponen sistem informasi
C. Manfaat sistem informasi
1. Komponen input adalah data
yang masuk ke dalam sistem informasi
2. Komponen model adalah
kombinasi prosedur, logika dan model matematika yang memproses data yang
tersimpan di basis data dengan cara yang sudah di tentukan untuk menghasilkan
keluaran yang diinginkan.
3. Komponen output adalah hasil
informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan
manajemen serta semua pemakai sistem.
4. Komponen teknologi adalah
alat dalam sistem informasi, teknologi digunakan dalam menerima input,
menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan
output dan memantau pengendalian sistem.
5. Komponen basis data adalah
kumpulan data yang saling berhubungan yang tersimpan di dalam komputer dengan
menggunakan software database.
6. Komponen kontrol adalah komponen
yang mengendalikan gangguan terhadap sistem informasi.
Manfaat penggunaan Sistem informasi dalam
bidang psikologi adalah dapat memberikan informasi dan pemahaman terkait dengan
perilaku dan syarat agar terjadinya implementasi sistem informasi dalam
organisasi supaya berjalan dengan efektif (MC Leod, 2007) mengatakan bahwa
sistem informasi yang digunakan dan dikembangkan harus memperhitungkan aspek
perilaku pengguna. Dimana prototype dari suatu metode pengembangan sistem yang
menggunakan pendekatan perilaku individu dalam suatu program akan menjadi
efektif terutama pada evaluasi dengan menggunakan sistem informasi oleh
penggunanya.
Sumber :
http://tiarahmawatidewii.blogspot.co.id/2015/10/sistem-informasi-psikologi.html
(Diakses pada tanggal 9 Oktober 2016)
http://showyourimagination.blogspot.co.id/2016/10/sip-pengertian-informasi-dan-sistem_8.html
(Diakses pada tanggal 9 Oktober 2016)
William dan Sawyer. 2007. Using Information Technologi.
Yogyakarta: Andi
Thursday, 26 May 2016
Sore itu..
Senja datang, ia menawarkanku sejuta keindahan yang katanya "dapat membawaku melupakan sayatan luka masalaluku" akupun tertarik, akupun bermain menikmati indahnya yang dihadirkan oleh senja.
Tapi mengapa ia mengkhianatiku? Ia pergi ketika aku telah asik menikmati indahnya itu, ketika luka lamaku telah dibuat lupa olehnya, ketika aku telah bahagia dengan kehadirannya. Ia berhasil menyembuhkan luka masalaluku, tapi ia juga berhasil meninggalkan luka kembali.
Heyy senja.. Mana janjimu? Katanya kau menemaniku terus? Katanya kau ingin membahagiakanku? Katanya kau tak meninggalkanku? Mengapa kini kau malah memberikan keindahanmu kepada orang baru?
Aaaahhh yasudahlah.. Aku saja yang terlalu berharap akan dibahagiakan terus olehmu, yang berharap kau yang terakhir untukku, yang takkan meninggalkanku luka seperti orang sebelumnya.
Untukmu,
Aku rindu.
Wednesday, 30 March 2016
PSIKOTERAPI
PSIKOANALISA
Disusun Oleh :
Ika Yulistyamawati (14513242)
Listiorini Irawan P (15513012)
Viraldo Lopulalan (19513165)
Yetika Sisca (19513438)
Dosen pengajar : Diamonddy Avary
Dosen pengajar : Diamonddy Avary
Kelas : 3PA15
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2016
1. Pengertian Psikoterapi
Menurut Wohlberg, psikoterapi adalah
pengobatan dengan cara psikologis dari masalah yang bersifat emosional di mana
seseorang terlatih sengaja membangun hubungan profesional dengan pasien dengan
tujuan menghapus, mengubah atau menghambat gejala yang terganggu pola mediasi
perilaku, meningkatkan pertumbuhan kepribadian yang positif dan pengembangan.
Sedangkan menurut Corsini,
psikoterapi adalah proses interaksi formal 2 pihak (2 orang/lebih) yang
bertujuan memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan (distress) pada salah 1 pihak karena tidak berfungsinya atau
ketidakmampuan pada fungsi kognitif, afeksi atau perilaku, dengan terapis
berusaha mengembangkan memelihara atau mengubahnya dengan menggunakan
metode-metode sesuai pengetahuan dan skill, serta bersifat profesional serta
legal.
Bermula dari Sigmund Freud, pada
akhir abad ke-19, yang memaparkan teori psikoanalisisnya, psikoterapi kian
berkembang hingga kini. Teknik dan metode yang dicetuskan oleh Freud dapat
dikatakan merupakan dasar dari psikoterapi, yang tampaknya, dalam praktek
sehari-hari masih tetap digunakan sebagai dasar, apa pun teori yang dianut atau
menjadi landasan atau pegangan bagi seseorang yang melakukan psikoterapi.
2. Psikoterapi Psikoanalisa
Tokoh paling terkenal
dari teori psikoanalisa ini adalah Sigmund Freud. Dalam
sejarahnya, teknik psikoanalisa ini adalah aliran pertama dari tiga aliran
utama psikologi. Psikoanalisa dipandang sebagai teori kepribadian ataupun
metode psikoterapi.
Sumbangan utama psikoanalisis :
1.
Kehidupan mental individu menjadi bisa dipahami, dan
pemahaman terhadap sifat manusia bisa diterapkan pada perbedaan penderitaan
manusia
2.
Tingkah laku diketahui sering ditentukan oleh faktor
tak sadar
3.
Perkembangan pada masa dini kanak-kanak memiliki
pengaruh yg kuat terhadap kepribadian di masa dewasa
4.
Teori psikoanalisis menyediakan kerangka kerja yang
berharga untuk memahami cara-cara yg digunakan oleh individu dalam mengatasi
kecemasan
5.
Terapi psikoanalisis telah memberikan cara-cara
mencari keterangan dari ketidaksadaran melalui analisis atas mimpi-mimpi.
Psikoterapi
dengan teknik psikoanalisa memiliki beberapa konsep utama, seperti struktur kepribadian, pandangan tentang
sifat manusia, kesadaran dan ketidaksadaran, dan kecemasan. Psikoanalisa
sendiri mengedepankan pengaruh masa lalu terhadap terbentuknya perilaku
seseorang dimasa dewasanya. Teori – teori psikoanalisa dari Freud juga
mengemukakan tentang adanya alam bawah sadar pada manusia yang mampu mendorong
3 prinsip dasar dari psikoanalisa sendiri yaitu:
1.
Struktur kepribadian
a.
Id adalah komponen kepribadian yang berisi impuls
agresif dan libinal. Bekerja dengan menganut prinsip kesenangan (pleasure principle). Contohnya adalah
ketika seseorang lapar maka ia akan membayangkan makanan.
b.
Ego adalah bagian kepribadian yang bertugas sebagai
pengontrol jalannya id dengan superego (penengah antara id dan superego) atau
pelaksanaan dari Id. Menganut prinsip realitas (reality priciple). Contohnya adalah orang yang merasa lapar maka
akan pergi mencari makan.
c.
Super Ego adalah bagian moral dari kepribadian
manusia. Merupakan filter dari sensor baik-buruk, salah-benar, boleh-tidak dari
sesuatu yang dilakukan oleh dorongan ego. Contohnya adalah orang yang lapar
tetapi ia sedang berada di kelas mengikuti perkuliahan dia tidak bisa menahan
laparnya dan keluar dari kelas tanpa meminta izin pada dosen atau memilih
menunggu jam perkuliahan selesai baru pergi ke kantin untuk makan. Maka
superego berperan penting pada saat itu.
Menurut Freud kepribadian yang sehat adalah
kepribadian yang menyadari motivasi
(dorongan) yang dimilikinya. Dalam Psikoterapi tujuan digunakannya
metode Psikoanalisa adalah untuk membuat motivasi–motivasi yang tidak disadari
menjadi disadari.
2.
Pandangan tentang sifat manusia
Pandangan Freud tentang sifat manusia
pada dasarnya pesimistik, deterministic, mekanistik, dan reduksionistik.
3. Kesadaran
dan ketidaksadaran
Freud menggambarkan ketidaksadaran dan kesadaran
bagaikan gunung es di tengah lautan, dengan bongkahan kecil yang tampak di atas
permukaan laut sebagai kesadaran.
1)
Konsep ketidaksadaran
a. mimpi-mimpi → merupakan representative simbolik dari
kebutuhan-kebutuhan, hasrat-hasrat konflik
b. salah ucap atau lupa
c. sugesti pasca
hipnotik
d. materi-materi yang
berasal dari teknik-teknik asosiasi bebas
e.
bahan-bahan yang berasal dari teknik proyektif
4. Kecemasan
Suatu
keadaan yang memotifasi kita untuk berbuat sesuatu. Fungsinya adalah untuk
memperingatkan adanya ancaman bahaya
3 macam kecemasan :
a. Kecemasan
realistis
kecemasan
yang timbul karena adanya ancaman dari dunia luar. Kecemasan ini sering kali di
interpretasikan sebagai rasa takut. Kecemasan realistis ini adalah kecemasan
yang paling pokok sedangkan dua kecemasan yang lain (neurotik dan moral)
berasal dari kecemasan ini.
b. Kecemasan
neurotic
timbul
karena id (rangsangan insting yang menuntut pemuasan segera) muncul sebagai
suatu rangsangan yang mendorong ego untuk melakukan hel-hal yang tidak dapat
diterima oleh lingkungan. Ciri kecemasan neurotic yang dapat dilihat dengan
jelas adalah ketakutan yang tegang dan tidak rasional phobia).
c. Kecemasan
moral
individu
yang superego berkembang baik cenderung untuk merasa berdosa apabila ia
melakukan atau bahkan berpikir untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan
norma-norma moral. Kecemasan moral ini juga mempunyai dasar dalam realitas
karena dimasa yang lampau orang telah mendapatkan hukuman sebagai akibat dari
perbuatan yang melanggar kode moral dan mungkin akan mendapatkan hukuman lagi.
Unsur-unsur terapi psikoanalisa
1. Muncul gangguan
Terapis berusaha memunculkan penyebab-penyebab yang menjadi akar permasalahan dari klien, untuk lebih mengenal karakteristik penyebab gangguan tersebut, kemudian terapis memperkuat konidis psikis dari diri klien, shingga apabila klien mengalami gangguan yang serupa diri klien akan lebih siap menghadapi dan mencari solusi dengan cepat.
Terapis berusaha memunculkan penyebab-penyebab yang menjadi akar permasalahan dari klien, untuk lebih mengenal karakteristik penyebab gangguan tersebut, kemudian terapis memperkuat konidis psikis dari diri klien, shingga apabila klien mengalami gangguan yang serupa diri klien akan lebih siap menghadapi dan mencari solusi dengan cepat.
2. Tujuan terapi
Terfokus kepada upaya penguatan diri klien, agar dikemudian hari apabila klien mengalami problem yang sama maka klien akan lebih siap.
Terfokus kepada upaya penguatan diri klien, agar dikemudian hari apabila klien mengalami problem yang sama maka klien akan lebih siap.
3. Peran terapis
Membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam melaukukan hubungan personal dalam menangani kecemasan secara realistis, membangun hubungan kerja dengan klien dengan banyak mendengar dan menafsirkan, terapis memebrikan perhatian khusus pada penolakan-penolakan klien, mendengarkan kesenjangan dan pertentangan pada cerita klien.
Membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam melaukukan hubungan personal dalam menangani kecemasan secara realistis, membangun hubungan kerja dengan klien dengan banyak mendengar dan menafsirkan, terapis memebrikan perhatian khusus pada penolakan-penolakan klien, mendengarkan kesenjangan dan pertentangan pada cerita klien.
Teknik dasar Terapi Psikoanalisis
1) Asosiasi
bebas
adalah suatu metode pemanggilan kembali
pengalaman-pengalaman masa lalu & pelepasan emosi-emosi yang berkaitan
dengan situasi-situasi traumatik di masa lalu.
Dalam Psikoanalisa tradisional, penerapan teknik
asosiasi bebas ini dilakukan dengan klien berbaring di depan dan konselor duduk
di kursi sejajar dengan kepala klien, sehingga klien tidak melihat konselor.
Dengan demikian, klien dapat mengungkapkan atau menyalurkan materi-materi yang
ada dalam ketidaksadarannya secara bebas, terbuka, tidak menutup-nutupi tanpa
harus malu meskipun materi tersebut menyakitkan, tidak logis, dan tidak
relevan. Agar konselor dapat mengintrepetsaikan secara tepat apa yang dikatakan
klien, selama asosiasi bebas berlangsung, konselor harus aktif memperhatikan
perasaan, ucapan-ucapannya, mencatat gerakan tubuh, nada suara, dan bahasa
tubuh klien secara umum. Penting bagi konselor untuk mencermati kata-kata yang
muncul diluar kesadarannya.
2) Penafsiran
(Interpretasi)
Adalah suatu prosedur dalam menganalisa
asosiasi-asosiasi bebas, mimpi-mimpi, resistensi-resistensi dan transferensi
perasaan klien dengan tujuan utama untuk menemukan materi yang tidak disadari.
Dengan demikian ego klien dapat mencerna materi tersebut dengan penuh
kesadaran. Dalam memberikan penafsiran, konselor harus hati-hati serta dapat
memilih waktu dan kata-kata yang tepat agar klien tidak justru menjadi menutup
diri atau mengembangkan pertahanan
dirinya. Untuk itu, interpretasi hendaknya bersifat hipotetik, bukan menyatakan
fakta, mendekati kesadaran klien, dimulai dari yang sifatnya permukaan menuju
yang mempunyai bobot emosional yang lebih mendalam, serta dilakukan dengan
terlebih dahulu menunjukkan pertahanan diri klien sebelum ke hal-hal yang
dianggap mendasarinya.
3) Analisis
Mimpi
Suatu prosedur yang penting untuk menyingkap
bahan-bahan yang tidak disadari dan memberikan kepada klien atas beberapa area
masalah yang tak terselesaikan. Bagi Freud, mimpi adalah ekspresi simbolik dari
kebutuhan-kebutuhannya yang terdesak.
Tujuan analisis mimpi adalah untuk mencari isi yang
laten atau sesuatu yang ada dibalik isi yang manifes, untuk menemukan
sumber-sumber konflik terdesak.
4) Analisis dan
Penafsiran Resistensi
Ditujukan untuk membantu klien agar menyadari
alasan-alasan yang ada di balik resistensi sehingga dia bisa menanganinya.
Freud menyatakan bahwa resistensi merupakan suatu dinamika yang tidak disadari
untuk mempertahankan kecemasan. apabila hal ini terjadi, maka sebenarnya adalah
sebuah kewajaran. Namun yang penting bagi konselor adalah bagaimana pertahanan
diri tersebut dapat diterobos sehingga dapat teramati untuk selanjutnya
dianalisis dan ditafsirkan, sehingga klien menyadari alasan timbulnya
resistensi tersebut.
5) Analisis
Transferensi
Transferensi atau pengalihan adalah pergeseran arah
yang tidak disadari kepada konselor dari orang-orang tertentu dalam masa silam
klien. pengalihan ini terkait dengan perasaan, sikap, dan khayalan klien. Baik
secara positif maupun negatif yang tidak terselesaikan pada masa silamnya. Teknik
analisis Tranferensi ini dilakukan dengan mengusahakan agar klien mampu
mengembangkan transferensinya guna mengungkap kecemasan-kecemasan yang
dialaminya pada masa kanak-kanak. Apabila transferensi ini tidak ditangani
dengan baik baik, maka klien dapat menjadi bersikap menolak terhadap perlakuan
terapis dan proses terapi dapat dirasakan sebagai hukuman. Oleh karena itu,
dalam transferensi konselor harus bersikap obyektif, netral, anonim, dan pasif.
Contoh kasus
:
Kasus seorang homo seksual, sebut saja namanya andre
(nama samaran). Jika dikaji menurut teori perkembangan psikoanalisa Sigmund
freud, kepribadian andre sebagai seorang yang homoseksual ini dipengaruhi oleh
pengalaman-pengalaman pada masa kecilnya. Terutama pada waktu andre berusia 3-5/6 tahun atau pada tahap fhalis. Pada
tahap ini andre menemui konflik-konflik oedipal. Dimana pada usia 3-5/6 tahun andre tidak bisa melampiaskan
fantasi-fantasi seksualnya kepada ibunya. Seperti andre ingin disayang dan
dicintai oleh ibunya, tetapi pada waktu itu ibunya lebih perhatian pada sang
ayah dan keinginan andre memiliki ibunya itu tidak terpenuhi, maka andre
menemui kecemasan-kecemasan dimana kecemasan disini yaitu andre cemas kalau dia
akan dihukum oleh ayahnya karena perasaannya terhadap ibunya. Kecemasan ini
mendorong andre mengidentifikasi dengan ayahnya dan mulai menirunya bukan
melawan ayahnya. Dan ini yang membuat andre mengembangkan kepribadian fhalis
dan menekan perasaan seksual terhadap ibunya. Sehingga andre secara seksual
menyimpang dan bingung tentang identitas seksualnya. Dan dampak dari kecemasan
yang dialami andre tersebut menjadikan andre sebagai seorang homoseksual.
Dalam
kasus ini dapat menggunakan teknik asosisi bebas. Asosiasi bebas didasarkan
pada suatu asumsi bebas bahwa orang akan mengatakan apapun yang ada didalam
benaknya tanpa sensor atau penilaian. Melalui asosiasi bebas konselor berusaha
mempertalikan antara satu pikiran andre dengan pikiran-pikiran lainnya seperti
pikiran-pikiran positif. Sehingga dia bisa melampiaskan kebutuhan seksualnya
sesuai dengan moral atau tidak menyimpang.
Referensi:
Corey, Gerald.
(1995). Teori dan Praktek dari Konseling dan Psikoterapi. Edisi ke-4. Semarang:
IKIP Semarang Press.
Saraswati,
E. (2011). “Pergeseran citra pribadi
perempuan dalam sastra Indonesia: Analisis psikoanalisis terhadap karya sastra Indonesia
mulai angkatan sebelum perang hingga mutakhir”. Jurnal Artikulasi Vol.2
No.2. Hal 754-768.
Kanserina,
P.D. (2011). “Kekerasan seksual pada
tokoh utama grace adams dalam novel malice karya Danielle steel”. Lensa Vol.
1 No.2, Hal 142-152.
Yulianti, Y. (2007). “Psikoanalisis Dalam Cantik Itu Luka Karya Eka
Kurniawan”. Sintesis Vol.5 No.2.
Hal 136-141.
Tuesday, 19 January 2016
PSIKOLOGI MANAJEMEN
Disusun Oleh :
3PA15
Ika Yulistyamawati (14513242)
Marsait ependy (1B514818)
Teddy Prasetyo (18513832)
Yuda Oktavian S (19513534)
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016
SIKAP KERJA DAN KEPUASAN KERJA
A. Sikap Kerja
1) Determinasi sikap
kerja
Sikap
kerja dapat dijadikan indikator apakah suatu pekerjaan berjalan lancar atau
tidak. Jika sikap kerja dilaksanakan dengan baik, pekerjaan akan berjalan
lancar. Jika tidak berarti akan mengalami kesulitan. Tetapi, bukan berarti
adanya kesulitan karena tidak dipatuhinya sikap kerja, melainkan ada masalah
lain lagi dalam hubungan antara karyawan yang akibatnya sikap kerjanya
diabaikan.
a.
Menurut para
tokoh :
a)
Gibson (1997),
menjelaskan sikap sebagai perasaan positif atau negatif atau keadaan mental
yang selalu disiapkan, dipelajari dan diatur melalui pengalaman yang memberikan
pengaruh khusus pada respon seseorang terhadap orang, obyek ataupun keadaan.
Sikap lebih merupakan determinan perilaku sebab, sikap berkaitan dengan
persepsi, kepribadian dan motivasi.
b)
Sada (2000),
adalah tindakan yang akan diambil karyawan dan segala sesuatu yang harus
dilakukan karyawan tersebut yang hasilnya sebanding dengan usaha yang
dilakukan.
b.
Sikap yang
positif :
a)
Kemauan untuk
bekerja sama. Bekerja sama dengan orang-orang dalam suatu kelompok akan
memungkinkan perusahaan dapat mencapai tujuan yang tidak mungkin dicapai oleh
orang-orang secara individual.
b)
Rasa memiliki.
Adanya rasa ikut memiliki karyawan terhadap perusahaan akan membuat karyawan
memiliki sikap untuk ikut menjaga dan bertanggung jawab terhadap perusahaan
sehingga pada akhirnya akan menimbulkan loyalitas demi tercpainya tjuan
perusahaan.
c)
Hubungan antar
pribadi. Karyawan yang mempunyai loyalitas karyawan tinggi mereka akan
mempunyai sikap fleksibel kea rah tete hubungan antara pribadi. Hubungan antara
pribadi ini meliputi : hubungan social diantara karyawan. Hubungan yang
harmonis antara atasan dan karyawan, situasi kerja dan sugesti dari teman
sekerja.
d)
Suka terhadap
pekerjaan. Perusahaan harus dapat menghadapi kenyataan bahwa karyawannya tiap
hari dating untu bekerja sama sebagai manusia seutuhnya dalam hal melakukan
pekerjaan yang akan dilakukan dengan senang hati sebagai indikatornya bisa
dilihat dari : kesanggupan karyawan dalam bekerja, karyawan tidak kpernah
menuntut apa yang diterimanya di luar gaji pokok.
2) Pengukuran sikap kerja
Kepuasan
kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mendapatkan hasil
kerja yang optimal. Ketika seorang merasakan kepuasan dalam bekerja tentunya ia
akan berupaya semaksimal mungkin dengan segenap kemampuan yang dimilikinya
untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya. Dengan demikian produktivitas dan hasil
kerja karyawan akan meningkat secara optimal.
Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan pada dasarnya secara praktis
dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu faktor intrinsik dan faktor
ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam diri dan
dibawa oleh setiap karyawan sejak mulai bekerja di tempat pekerjaannya, Sebagai
contoh, karyawan yang sudah lama bekerja memiliki kecenderungan lebih puas
dibandingkan dengan karyawan yang belum lama bekerja (Doering et al., 1983)
Faktor eksentrinsik menyangkut hal-hal yang berasal dari luar diri karyawan,
antara lain kondisi fisik lingkungan kerja, interaksinya dengan karyawan lain,
sistem penggajian dan sebagainya.Secara teoritis, faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kepuasan kerja sangat banyak jumlahnya, seperti gayakepemimpinan,
produktivitas kerja, perilaku, locus of
control, pemenuhan harapan penggajian dan efektivitas kerja.
1.
Salah satu cara untuk menentukan apakah pekerja puas dengan pekerjaannya
atau tidak, ialah dengan membandingkan pekerjaan mereka dengan beberapa
pekerjaan ideal tertentu (teori kesenjangan).
2.
Faktor-faktor yang biasanya digunakan untuk mengukur kepuasan kerja
seorang pegawai diantaranya :
a.
Isi pekerjaan,
penampilan tugas pekerjaan yang aktual dan sebagai kontrol terhadap pekerjaan
b.
Supervise
c.
Organisasi dan
manajemen
d.
Kesempatan untuk maju
e.
Gaji dan
keuntungan dalam bidang finansial lainnya seperti adanya insentif
f.
Rekan kerja
g.
Kondisi
pekerjaan
3.
Menurut Job Descriptive Index (JDI) faktor penyebab kepuasan kerja,
pengukuran sikap/kepuasan kerja, diantaranya :
a.
Bekerja pada
tempat yang tepat
b.
Pembayaran yang
sesuai
c.
Organisasi dan
manajemen
d.
Supervisi pada
pekerjaan yang tepat
e.
Orang yang berada
dalam pekerjaan yang tepat
3) Macam-macam sikap kerja
Ada 5 macam sikap kerja diantaranya :
a.
Kerja
ikhlas
Sikap kerja
prestatif yang pertama adalah kerja ikhlas, maksud dari kerja ikhlas adalah
bekerja dengan bersungguh-sungguh, semangat, dan tidak mengeluh sehingga dapat
memperoleh hasil yang maksimal, kerja ikhlas juga dilandasi dengan hari yang
tulus.Sebagai contoh dari kerja ikhlas adalah seorang pekerja sebagai operator
produksi di salah satu perusahaan mobil, pekerja tersebut tetap bekerja dengan
sungguh-sungguh dan giat, walaupun gajinya tidak begitu besar.Ia tetap
bersyukur kepada Allah swt dan bekerja dengan sebaik-baiknya sebagai wujud
pengabdiannya kepada perusahaan yang telah memperkerjakannya sehingga dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya.
b. Kerja mawas terhadap emosional
Sikap kerja
prestatif yang kedua adalah pengertian mawas terhadap emosional, maksud dari
kerja mawas terhadap emosional adalah bekerja dengan sebaik-baiknya tanpa
terpengaruhi oleh perasaan/emosional yang sedang melanda jiwanya. Dengan kata
lain seorang pengusaha atau pekerja harus dapat memisahkan urusan pribadi
dengan urusan pekerjaanya, jangan sampai urusan pribadinya mengganggu
pekerjaannya yang dapat berakibat tidak baik bagi perusahaan atau usaha yang
dijalaninya. Sebagai contoh adalah sebagai seorang yang memiliki usaha,
misal saja berdagang dan ia sedang memiliki masalah dengan istrinya yang
membuat ia marah, maka ketika ia sedang berdagang tidak membawa urusan dengan
istrinya ke tempat ia bekerja. Jangan sampai ia melampiaskan kemarahannya
kepada karyawan atau bahkan pembeli yang datang ke tokonya.
c. Kerja cerdas
Setelah memahami
kerja ikhlas dan mawas terhadap emosional, sikap kerja prestatif yang ketiga
adalah kerja cerdas. Maksud dari kerja cerdas ini adalah bekerja pandai untuk
memperhitungkan risiko (tidak mengabaikan risiko, dan memikirkan besar-kecilnya
risiko yang akan didapat), mampu melihat dan memanfaatkan peluang yang ada,
serta dapat mencari solusi ketika terjadi suatu masalah dalam pekerjaan atau
usahanya.
d. Kerja keras
Sikap kerja
prestatif yang ke-empat adalah kerja keras, maksud dari kerja keras adalah
bekerja dengan bersungguh-sungguh, tidak mudah menyerah, tidak mengeluh, tidak
membuang-buang waktu, dan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya (efektif dan
optimal). Sebagai contoh adalah seorang petani yang mempunyai sawah seluas 1
hektar, ia harus menggarap sawahnya setiap hari dari pagi sampai dengan sore.
Ia harus bekerja keras dan tidak malas-malasan supaya didapat hasil yang maksimal.
e. Kerja tuntas
Setelah
mengetahui tentang kerja ikhlas, kerja mawas terhadap emosional, kerja cerdas
dan kerja keras.Maka sikap kerja prestatif yang selanjutnya adalah kerja
tuntas.Maksud dari kerja tuntas ini adalah bekerja secara tuntas, tidak
setengah-setengan, selain itu juga dalam bekerja mampu mengorganisasikan bagian
usahanya secara terpadu dari awal sampai akhir untuk dapat memperoleh hasil
yang baik.
B. Kepuasan Kerja
1)Definisi kepuasan kerja
Menurut Siegel dan Lane (dalam Munandar, 2001)
menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah
penilaian dari pekerjaan seseorang sebagai pencapaian atau
memungkinkan pencapaian nilai-nilai pekerjaan seseorang yang penting, pemberian nilai-nilai ini adalah sebanding dengan atau membantu
memenuhi kebutuhan dasar seseorang.Pada
definisi tersebut dapat disimpulkan terdapat dua unsur penting dalam kepuasan
kerja, yaitu nilai-nilai pekerjaan dan kebutuhan dasar.
Menurut Howel dan Dipboye (dalam Munandar,
2001) kepuasan kerja
adalah hasil keseluruhan dari derajat rasa suka dan tidak sukanya tenaga kerja
terhadap berbagai aspek dari kehidupannya. Dengan kata lain kepuasan kerja
mencerminkan sikap tenaga kerja terhadap pekerjaannya. Keith Davis dalam (Indy & Handoyo, 2013) kepuasan kerja adalah
perasaan menyokong atau tidak menyokong yang dialami pegawai dalam mengerjakan
pekerjaannya.
Wexley & Yulk (Indy & Handoyo, 2013) kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan
dirinya atau pekerjaannya.
Berdasarkan
pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepuasan kerja adalah
penilaian seseorang terhadap rasa suka dan tidak sukanya tenaga kerja dalam
mengerjakan pekerjaannya.
2)
Aspek-aspek kepuasan kerja
Lima aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja, yaitu:
1.
Pekerjaan itu sendiri (Work It self). Setiap pekerjaan
memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidang nya masing-masing.
Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya
dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi
kepuasan kerja.
2.
Atasan (Supervisior). Atasan yang
baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa
dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.
3.
Teman sekerja (Workers). Merupakan
faktor yang berhubungan dengan hubungan antara pegawai dengan atasannya dan
dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.
4.
Promosi (Promotion). Merupakan
faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan
karir selama bekerja.
5.
Gaji/Upah (Pay). Merupakan faktor pemenuhan
kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak atau tidak.
§ Aspek-aspek
lain yang terdapat dalam kepuasan kerja :
1.
Kerja yang secara mental menantang.Kebanyakan Karyawan menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi
mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan
menawarkan tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka
mengerjakan. Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang.Pekerjaan
yang terlalu kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak
menantang menciptakan frustasi dan perasaan gagal. Pada kondisi tantangan yang
sedang, kebanyakan karyawan akan mengalamai kesenangan dan kepuasan.
2.
Ganjaran yang pantas. Para
karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan
sebagai adil,dansegaris dengan pengharapan mereka. Pemberian upah yang baik
didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standar
pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan. tidak semua
orang mengejar uang. Banyak orang bersedia menerima baik uang yang lebih kecil
untuk bekerja dalam lokasi yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang
kurang menuntut atau mempunyai keleluasaan yang lebih besar dalam kerja yang
mereka lakukan dan jam-jam kerja. Tetapi kunci yang manakutkan upah dengan
kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang dibayarkan; yang lebih penting adalah
persepsi keadilan. Serupa pula karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan
praktik promosi yang lebih banyak, dan status sosial yang ditingkatkan. Oleh
karena itu individu-individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat
dalam cara yang adil (fair and just)
kemungkinan besar akan mengalami kepuasan dari pekerjaan mereka.
3.
Kondisi kerja yang mendukung.Karyawan
peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk
memudahkan mengerjakan tugas. Studi-studi memperagakan bahwa karyawan lebih
menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak berbahaya atau merepotkan. Temperatur
(suhu), cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain seharusnya tidak esktrem
(terlalu banyak atau sedikit).
4.
Rekan kerja yang mendukung.Orang-orang
mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang berwujud dari dalam
kerja. Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan sosial. Oleh
karena itu bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan menyenagkan dapat
menciptakan kepuasan kerja yang meningkat. Tetapi Perilaku atasan juga
merupakan determinan utama dari kepuasan.
5.
Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan.Pada hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya kongruen (sama dan
sebangun) dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa
mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari
pekerjaan mereka. Dengan demikian akan lebih besar kemungkinan untuk berhasil
pada pekerjaan tersebut, dan karena sukses ini, mempunyai kebolehjadian yang
lebih besar untuk mencapai kepuasan yang tinggi dari dalam kerja mereka.
3)Dimensi kepuasan kerja
Menurut Smith, Kendall, dan Hullin terdapat lima dimensi pada
kepuasan kerja, yaitu :
a. Pimpinan
yang adil, yakni sikap pimpinan yang tidak membedakan karyawan. Pimpinan yang
mengerti kebutuhan karyawan dan mau menjalin hubungan baik, serta mampu menjadi
contoh yang baik dalam hal disiplin.
b.
Pekerjaan itu sendiri, yaitu meliputi beban
kerja secara keseluruhan, variasi tugas, maupun pekerjaan yang memungkinkan
adanya interaksi sosial.
4)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
Davis dan
Newstroom (2002) merinci faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
seseorang, yaitu:
a.
Usia. Ketika para guru makin bertambah lanjut usianya.
Mereka cenderung sedikit lebih puas dengan pekerjaannya. Guru yang lebih muda
cenderung kurang puas karena berpengharapan tinggi, kurang penyesuaian dan
berbagai sebab lain,
b.
Tingkatpekerjaan. Orang-orang dengan pekerjaan pada
tingkat lebih tinggi cenderung merasa lebih puas dengan pekerjaan mereka..
Mereka biasanya memperoleh gaji dan kondisi kerja lebih baik, dan pekerjaan
yang dilakukan memberi peluang untuk merasa lebih puas,
c.
Ukuran organisasi. Pada saat organisasi semakin besar,
ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa kepuasan kerja cenderung agak menurun
apabila tidak diambil tindakan perbaikan untuk mengimbangi kecenderungan itu.
5) Hubungan
pelaksanaan kerja dengan kepuasan kerja
Hubungan antara
kepuasan kerja dengan variabel lain dapat bersifat positif atau negatif.
Kekuatan hubungan mepunyai rentang dari lemah sampai kuat.Hubungan yang kuat
menunjukkan bahwa atasan dapat mempengaruhi dengan signifikan variabel lainnya
dengan meningkatkan kepuasan kerja (Kreitner dan Kinicki, 2001: 226). Beberapa
korelasi kepuasan kerja antara lain:
a. Motivasi.Antara motivasi dan kepuasan kerja terdapat
hubungan yang positif dan signifikan. Karena kepuasan dengan
pengawasan/supervisi juga mempunyai korelasi signifikan dengan motivasi,
atasan/manajer disarankan mempertimbangkan bagaimana perilaku mereka
mempengaruhi kepuasan pekerja sehingga mereka secara potensial dapat
meningkatkan motivasi pekerja melalui berbagai usaha untuk meningkatkan
kepuasan kerja.
b. Pelibatan Kerja.Hal ini menunjukkan kenyataan dimana individu
secara pribadi dilibatkan dengan peran kerjanya. Karena pelibatan kerja
mempunyai hubungan dengan kepuasan kerja, dan peran atasan/manajer perlu
didorong memperkuat lingkungan kerja yang memuaskan untuk meningkatkan
keterlibatan kerja pekerja.
c. Organizational citizenship behavior. Merupakan perilaku pekerja di luar dari apa
yang menjadi tugasnya.
d. Organizational commitment. Mencerminkan tingkatan dimana individu
mengidentifikasi dengan organisasi dan mempunyai komitmen terhadap tujuannya.
Antara komitmen organisasi dengan kepuasan terdapat hubungan yang sifnifikan
dan kuat, karena meningkatnya kepuasan kerja akan menimbulkan tingkat komitmen
yang lebih tinggi. Selanjutnya komitmen yang lebih tinggi dapat meningkatkan
produktivitas kerja.
e. Ketidakhadiran (absenteisme).Antara ketidakhadiran dan kepuasan terdapat
korelasi negatif yang kuat. Dengan kata lain apabila kepuasan meningkat,
ketidakhadiran akan turun.
f.
Perputaran (turn over).Hubungan antara
perputaran dengan kepuasan adalah negatif. Dimana perputaran dapat mengganggu
kontinuitas organisasi dan mahal sehingga diharapkan atasan/manajer dapat
meningkatkan kepuasan kerja dengan mengurangi perputaran.
g. Perasaan Stress. Antara perasaan stres dengan kepuasan kerja
menunjukkan hubungan negatif dimana dengan meningkatnya kepuasan kerja akan
mengurangi dampak negatif stres.
h. Prestasi kerja. Terdapat hubungan positif rendah antara kepuasan
dan prestasi kerja. Sementara itu menurut Gibson (2000:110) menggambarkan
hubungan timbal balik antara kepuasan dan kinerja. Di satu sisi dikatakan
kepuasan kerja menyebabkan peningkatan kinerja sehingga pekerja yang puas akan
lebih produktif. Di sisi lain terjadi kepuasan kerja disebabkan oleh adanya
kinerja atau prestasi kerja sehingga pekerja yang lebih produktif akan
mendapatkan kepuasan.
Gibson, J.L., Ivancevich, J.M., Donnelly, Jr.,
J.H., 1990, Organisasi: Perilaku,
Struktur, Proses
(Terj.), Penerbit Erlangga, Jakarta.
H., Hendra
Indy & Handoyo, S. (2013). Hubungan kepuasan kerja dengan motivasi kerja
pada karyawan Bank BTPN madiun.Jurnal
psikologi industri dan organisasi. 2, 100-103.
Munandar A.,S
(2001). Psikologi industri dan organisasi.
Jakarta: Universitas Indonesia.
;;
Subscribe to:
Comments (Atom)
Powered by Blogger.
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "




