Wednesday, 14 December 2016

Nama : Ika Yulistyamawati
Kelas : 4pa15
NPM :14513242





Nama saya ika yulistyamawati. Tempat tinggal saya diserang, dibekasi ini saya ngekost. Alasan saya memilih gunadarma karena adanya beberapa pertimbangan. Yang pertama karena waktu itu saya mencoba masuk ptn lewat jalur raport dan tulis tidak keterima. Yang kedua karena sudah terlanjur tersangkut di kota ini. yang ketiga karena banyak yang bilang kalo pts gunadarma terbaik kedua setelah UII (Universitas Islam Indonesia) yang ada dikota yogyakarta. Rencana kedepan yang ingin saya capai yaitu lulus dengan tepat waktu, kerja di sebuah perusahaan, membahagiakan mamah dan bapak, mampu membantu ngebiayain adik-adik, dan menjadi psikolog handal.


Tuesday, 8 November 2016

Nama : Ika Yulistyamawati
Kelas : 4PA15
NPM : 14513242


KASUS
Pada masa globalisasi ini, teknologi yang disuguhkan semakin lama semakin modern, pekerjaan dapat dengan mudah diselesaikan salah satunya dengan perantara komputer. Dalam bidang psikologi, tentu kita familiar dengan penggunaan tes psikologi. Terdapat beberapa macam tes dalam bidang psikologi, seperti tes kepribadian, tes minat dan bakat, tes intelegensi dan tes psikologis lainnya. Sebagai contoh, dalam skoring tes intelegensi IST (Intelligenz Structure Test) menggunakan komputer dalam pengerjaannya. Kita memasukan data-data dari tes tersebut sesuai langkah-langkah yang telah ditentukan, kemudian komputer memproses data-data tersebut hingga pada akhirnya nanti akan keluar hasil dari pemrosesan data tersebut yaitu berupa grafik dan angka tingkat intelegensi individu.

ANALISA KASUS
Berdasarkan contoh diatas, penggunaan komputer digunakan untuk mempermudah pengolahan data, dan sehubungan dengan pengertian dari sistem informasi psikologi yang merupakan pemanfaatan media teknologi untuk membantu mempermudah mengolah data yang berkaitan dengan ilmu psikologi, dengan bantuan media teknologi komputer yang berkontribusi dengan sistem informasi, dimana hal ini akan sangat membantu dan mempermudah mulai dari penginputan data, pemrosesan data hingga mendapatkan hasil (output) dalam pengolahan data.
Mengenai skoring tes intelegensi IST (Intelligenz Structure Test) menggunakan komputer dalam pengerjaannya dengan transformasi data menjadi suatu informasi, sebagai berikut:
         



Input          → Memasukan data-data dari tes tersebut sesuai langkah-langkah yang  
     telah ditentukan (berisi data-data pengisian tes intelegensi tersebut).
Proses        → Komputer memproses data-data pengisian tes intelegensi tersebut.
Output       → Hasil dari pemrosesan data-data pengisian tes intelegensi, yaitu
     berupa grafik dan angka tingkat intelegensi individu.

Pada intinya, pada sebuah sistem selalu terdapat transformasi data menjadi suatu informasi, yaitu input – proses – output. Data-data dimasukan kedalam sistem pemrosesan data yang bekerjasama untuk mengolah data-data tersebut sehingga menghasilkan hasil (output) sebagai suatu informasi yang bermanfaat, dan kemudian digunakan sesuai dengan kebutuhan dalam bidang ilmu psikologi. Walaupun sudah berbasis komputer, bukan berarti akan lepas dari kesalahan atau error. Mesin juga dapat mencapai titik error, sama halnya dengan manusia yang tidak luput dari kesalahan.


sumber :

Wikipedia. (2013). Informasi. http://id.wikipedia.org/wiki/Informasi. (Diakses 9 November 2016)

Wikipedia. (2013). Sistem. http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem. (Diakses 9 November 2016)


Sunday, 9 October 2016

Nama : Ika Yulistyamawati
Kelas : 4pa15
NPM : 14513242
Mata Kuliah : Sistem Informasi Psikologi


A. Definisi Sistem Informasi Psikologi
1.          Pengertian Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas baik abstrak maupun nyata, dimana terdiri dari beberapa komponen yang saling terkait satu sama lain. Objek yang tidak memiliki kaitan dengan unsur-unsur dari sebuah sistem bukanlah komponen dari sistem tersebut.

2.          Pengertian Informasi
Kata informasi berasal dari kata Perancis kuno informacion (1387) yang diambil dari bahasa Latin informationem yang berarti garis besar, konsep atau ide-ide. Informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang terdiri dari order sekuens dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan. Informasi dapat direkam atau ditransmisikan. Sumber informasi adalah data. Informasi diperoleh setelah data-data mentah diproses atau diolah.

3.          Pengertian Psikologi
Psikologi berasal dari perkataan Yunani yaitu “psyche” yang artinya jiwa, dan “logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologis (arti kata) psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya, maupun latar belakangnya. Dengan singkat di sebut ilmu jiwa.

4.          Sistem Informasi Psikologi
Sistem informasi psikologi adalah suatu sistem yang menyediakan informasi-informasi yang berkaitan dengan ilmu psikologi yang dapat dijadikan untuk meningkatkan penguna dalam pengambilan suatu keputusan terhadap penelitian, perencana, dan pengelolaan.
Psikologi sendiri berbicara tentang manusia. jika digabungkan, sistem informasi psikologi mencangkup : Hardware, Software, People, Procedurs , Data dan manusia. Hardware dan software sebagai mesin sedangkan prosedur dan manusia sebagai pelaku, Dan data berfungsi sebagai jembatan dari keduanya. Sistem informasi bisa dimanfaatkan oleh pelaku psikologi untuk membantu mereka saat penghitungan skor dalam beberapa tes psikologi.
Contoh dari sistem informasi psikologi yang berbasis komputer adalah situs theinkblot.com. Pada situs ini, terdapat penyajian tes Rorschach online.


       B. Komponen-komponen sistem informasi
   1. Komponen input adalah data yang masuk ke dalam sistem informasi 
   2. Komponen model adalah kombinasi prosedur, logika dan model matematika yang memproses data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah di tentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
  3. Komponen output adalah hasil informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem. 
  4. Komponen teknologi adalah alat dalam sistem informasi, teknologi digunakan dalam menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan output dan memantau pengendalian sistem. 
  5. Komponen basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan yang tersimpan di dalam komputer dengan menggunakan software database.
  6. Komponen kontrol adalah komponen yang mengendalikan gangguan terhadap sistem informasi.



     C. Manfaat sistem informasi
Manfaat penggunaan Sistem informasi dalam bidang psikologi adalah dapat memberikan informasi dan pemahaman terkait dengan perilaku dan syarat agar terjadinya implementasi sistem informasi dalam organisasi supaya berjalan dengan efektif (MC Leod, 2007) mengatakan bahwa sistem informasi yang digunakan dan dikembangkan harus memperhitungkan aspek perilaku pengguna. Dimana prototype dari suatu metode pengembangan sistem yang menggunakan pendekatan perilaku individu dalam suatu program akan menjadi efektif terutama pada evaluasi dengan menggunakan sistem informasi oleh penggunanya.



Sumber :
William dan Sawyer. 2007. Using Information Technologi. Yogyakarta: Andi


Thursday, 26 May 2016

senja




Sore itu..
Senja datang, ia menawarkanku sejuta keindahan yang katanya "dapat membawaku melupakan sayatan luka masalaluku" akupun tertarik, akupun bermain menikmati indahnya yang dihadirkan oleh senja.
Tapi mengapa ia mengkhianatiku? Ia pergi ketika aku telah asik menikmati indahnya itu, ketika luka lamaku telah dibuat lupa olehnya, ketika aku telah bahagia dengan kehadirannya. Ia berhasil menyembuhkan luka masalaluku, tapi ia juga berhasil meninggalkan luka kembali.

Heyy senja.. Mana janjimu? Katanya kau menemaniku terus? Katanya kau ingin membahagiakanku? Katanya kau tak meninggalkanku? Mengapa kini kau malah memberikan keindahanmu kepada orang baru?
Aaaahhh yasudahlah.. Aku saja yang terlalu berharap akan dibahagiakan terus olehmu, yang berharap kau yang terakhir untukku, yang takkan meninggalkanku luka seperti orang sebelumnya.



Untukmu,


Aku rindu.

Wednesday, 30 March 2016



PSIKOTERAPI PSIKOANALISA



Disusun Oleh :

Ika Yulistyamawati (14513242)
Listiorini Irawan P (15513012)
Viraldo Lopulalan (19513165)
Yetika Sisca (19513438)

Dosen pengajar : Diamonddy Avary
Kelas : 3PA15

  
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016




1. Pengertian Psikoterapi

Menurut Wohlberg, psikoterapi adalah pengobatan dengan cara psikologis dari masalah yang bersifat emosional di mana seseorang terlatih sengaja membangun hubungan profesional dengan pasien dengan tujuan menghapus, mengubah atau menghambat gejala yang terganggu pola mediasi perilaku, meningkatkan pertumbuhan kepribadian yang positif dan pengembangan.

Sedangkan menurut Corsini, psikoterapi adalah proses interaksi formal 2 pihak (2 orang/lebih) yang bertujuan memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan (distress) pada salah 1 pihak karena tidak berfungsinya atau ketidakmampuan pada fungsi kognitif, afeksi atau perilaku, dengan terapis berusaha mengembangkan memelihara atau mengubahnya dengan menggunakan metode-metode sesuai pengetahuan dan skill, serta bersifat profesional serta legal. 

Bermula dari Sigmund Freud, pada akhir abad ke-19, yang memaparkan teori psikoanalisisnya, psikoterapi kian berkembang hingga kini. Teknik dan metode yang dicetuskan oleh Freud dapat dikatakan merupakan dasar dari psikoterapi, yang tampaknya, dalam praktek sehari-hari masih tetap digunakan sebagai dasar, apa pun teori yang dianut atau menjadi landasan atau pegangan bagi seseorang yang melakukan psikoterapi.

 2. Psikoterapi Psikoanalisa

Tokoh paling terkenal dari teori psikoanalisa ini adalah Sigmund Freud. Dalam sejarahnya, teknik psikoanalisa ini adalah aliran pertama dari tiga aliran utama psikologi. Psikoanalisa dipandang sebagai teori kepribadian ataupun metode psikoterapi.

Sumbangan utama psikoanalisis :
       1.      Kehidupan mental individu menjadi bisa dipahami, dan pemahaman terhadap sifat manusia bisa diterapkan pada perbedaan penderitaan manusia
          2.      Tingkah laku diketahui sering ditentukan oleh faktor tak sadar
          3.      Perkembangan pada masa dini kanak-kanak memiliki pengaruh yg kuat terhadap kepribadian di masa dewasa
       4.      Teori psikoanalisis menyediakan kerangka kerja yang berharga untuk memahami cara-cara yg digunakan oleh individu dalam mengatasi kecemasan
        5.      Terapi psikoanalisis telah memberikan cara-cara mencari keterangan dari ketidaksadaran melalui analisis atas mimpi-mimpi.

Psikoterapi dengan teknik psikoanalisa memiliki beberapa konsep utama, seperti struktur kepribadian, pandangan tentang sifat manusia, kesadaran dan ketidaksadaran, dan kecemasan. Psikoanalisa sendiri mengedepankan pengaruh masa lalu terhadap terbentuknya perilaku seseorang dimasa dewasanya. Teori – teori psikoanalisa dari Freud juga mengemukakan tentang adanya alam bawah sadar pada manusia yang mampu mendorong 3 prinsip dasar dari psikoanalisa sendiri yaitu:

1.         Struktur kepribadian
a.       Id adalah komponen kepribadian yang berisi impuls agresif dan libinal. Bekerja dengan menganut prinsip kesenangan (pleasure principle). Contohnya adalah ketika seseorang lapar maka ia akan membayangkan makanan.
b.      Ego adalah bagian kepribadian yang bertugas sebagai pengontrol jalannya id dengan superego (penengah antara id dan superego) atau pelaksanaan dari Id. Menganut prinsip realitas (reality priciple). Contohnya adalah orang yang merasa lapar maka akan pergi mencari makan.
c.       Super Ego adalah bagian moral dari kepribadian manusia. Merupakan filter dari sensor baik-buruk, salah-benar, boleh-tidak dari sesuatu yang dilakukan oleh dorongan ego. Contohnya adalah orang yang lapar tetapi ia sedang berada di kelas mengikuti perkuliahan dia tidak bisa menahan laparnya dan keluar dari kelas tanpa meminta izin pada dosen atau memilih menunggu jam perkuliahan selesai baru pergi ke kantin untuk makan. Maka superego berperan penting pada saat itu.

Menurut Freud kepribadian yang sehat adalah kepribadian yang menyadari motivasi  (dorongan) yang dimilikinya. Dalam Psikoterapi tujuan digunakannya metode Psikoanalisa adalah untuk membuat motivasi–motivasi yang tidak disadari menjadi disadari.

2.        Pandangan tentang sifat manusia
Pandangan Freud tentang sifat manusia pada dasarnya pesimistik, deterministic, mekanistik, dan reduksionistik.

3.       Kesadaran dan ketidaksadaran
Freud menggambarkan ketidaksadaran dan kesadaran bagaikan gunung es di tengah lautan, dengan bongkahan kecil yang tampak di atas permukaan laut sebagai kesadaran.

                  1)      Konsep ketidaksadaran
a.    mimpi-mimpi → merupakan representative simbolik dari kebutuhan-kebutuhan, hasrat-hasrat konflik
b.   salah ucap atau lupa
c.    sugesti pasca hipnotik
d.   materi-materi yang berasal dari teknik-teknik asosiasi bebas
e.    bahan-bahan yang berasal dari teknik proyektif

4.       Kecemasan
            Suatu keadaan yang memotifasi kita untuk berbuat sesuatu. Fungsinya adalah untuk memperingatkan adanya ancaman bahaya

3 macam kecemasan :
a.       Kecemasan realistis
kecemasan yang timbul karena adanya ancaman dari dunia luar. Kecemasan ini sering kali di interpretasikan sebagai rasa takut. Kecemasan realistis ini adalah kecemasan yang paling pokok sedangkan dua kecemasan yang lain (neurotik dan moral) berasal dari kecemasan ini.
b.      Kecemasan neurotic
timbul karena id (rangsangan insting yang menuntut pemuasan segera) muncul sebagai suatu rangsangan yang mendorong ego untuk melakukan hel-hal yang tidak dapat diterima oleh lingkungan. Ciri kecemasan neurotic yang dapat dilihat dengan jelas adalah ketakutan yang tegang dan tidak rasional phobia).
c.       Kecemasan moral
individu yang superego berkembang baik cenderung untuk merasa berdosa apabila ia melakukan atau bahkan berpikir untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan norma-norma moral. Kecemasan moral ini juga mempunyai dasar dalam realitas karena dimasa yang lampau orang telah mendapatkan hukuman sebagai akibat dari perbuatan yang melanggar kode moral dan mungkin akan mendapatkan hukuman lagi.
  
Unsur-unsur terapi psikoanalisa
              1.      Muncul gangguan
                 Terapis berusaha memunculkan penyebab-penyebab yang menjadi akar permasalahan dari    klien, untuk lebih mengenal karakteristik penyebab gangguan tersebut, kemudian terapis memperkuat konidis psikis dari diri klien, shingga apabila klien mengalami gangguan yang serupa diri klien akan lebih siap menghadapi dan mencari solusi dengan cepat.
              2.      Tujuan terapi
                 Terfokus kepada upaya penguatan diri klien, agar dikemudian hari apabila klien mengalami problem yang sama maka klien akan lebih siap.
             3.      Peran terapis
               Membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam melaukukan hubungan personal dalam menangani kecemasan secara realistis, membangun hubungan kerja dengan klien dengan banyak mendengar dan menafsirkan, terapis memebrikan perhatian khusus pada penolakan-penolakan klien, mendengarkan kesenjangan dan pertentangan pada cerita klien.

Teknik dasar Terapi Psikoanalisis

1)      Asosiasi bebas
adalah suatu metode pemanggilan kembali pengalaman-pengalaman masa lalu & pelepasan emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi-situasi traumatik di masa lalu.
Dalam Psikoanalisa tradisional, penerapan teknik asosiasi bebas ini dilakukan dengan klien berbaring di depan dan konselor duduk di kursi sejajar dengan kepala klien, sehingga klien tidak melihat konselor. Dengan demikian, klien dapat mengungkapkan atau menyalurkan materi-materi yang ada dalam ketidaksadarannya secara bebas, terbuka, tidak menutup-nutupi tanpa harus malu meskipun materi tersebut menyakitkan, tidak logis, dan tidak relevan. Agar konselor dapat mengintrepetsaikan secara tepat apa yang dikatakan klien, selama asosiasi bebas berlangsung, konselor harus aktif memperhatikan perasaan, ucapan-ucapannya, mencatat gerakan tubuh, nada suara, dan bahasa tubuh klien secara umum. Penting bagi konselor untuk mencermati kata-kata yang muncul diluar kesadarannya.

2)      Penafsiran (Interpretasi)
Adalah suatu prosedur dalam menganalisa asosiasi-asosiasi bebas, mimpi-mimpi, resistensi-resistensi dan transferensi perasaan klien dengan tujuan utama untuk menemukan materi yang tidak disadari. Dengan demikian ego klien dapat mencerna materi tersebut dengan penuh kesadaran. Dalam memberikan penafsiran, konselor harus hati-hati serta dapat memilih waktu dan kata-kata yang tepat agar klien tidak justru menjadi menutup diri  atau mengembangkan pertahanan dirinya. Untuk itu, interpretasi hendaknya bersifat hipotetik, bukan menyatakan fakta, mendekati kesadaran klien, dimulai dari yang sifatnya permukaan menuju yang mempunyai bobot emosional yang lebih mendalam, serta dilakukan dengan terlebih dahulu menunjukkan pertahanan diri klien sebelum ke hal-hal yang dianggap mendasarinya.
  
3)      Analisis Mimpi
Suatu prosedur yang penting untuk menyingkap bahan-bahan yang tidak disadari dan memberikan kepada klien atas beberapa area masalah yang tak terselesaikan. Bagi Freud, mimpi adalah ekspresi simbolik dari kebutuhan-kebutuhannya yang terdesak.
Tujuan analisis mimpi adalah untuk mencari isi yang laten atau sesuatu yang ada dibalik isi yang manifes, untuk menemukan sumber-sumber konflik terdesak. 

4)      Analisis dan Penafsiran Resistensi
Ditujukan untuk membantu klien agar menyadari alasan-alasan yang ada di balik resistensi sehingga dia bisa menanganinya. Freud menyatakan bahwa resistensi merupakan suatu dinamika yang tidak disadari untuk mempertahankan kecemasan. apabila hal ini terjadi, maka sebenarnya adalah sebuah kewajaran. Namun yang penting bagi konselor adalah bagaimana pertahanan diri tersebut dapat diterobos sehingga dapat teramati untuk selanjutnya dianalisis dan ditafsirkan, sehingga klien menyadari alasan timbulnya resistensi tersebut.

5)      Analisis Transferensi
Transferensi atau pengalihan adalah pergeseran arah yang tidak disadari kepada konselor dari orang-orang tertentu dalam masa silam klien. pengalihan ini terkait dengan perasaan, sikap, dan khayalan klien. Baik secara positif maupun negatif yang tidak terselesaikan pada masa silamnya. Teknik analisis Tranferensi ini dilakukan dengan mengusahakan agar klien mampu mengembangkan transferensinya guna mengungkap kecemasan-kecemasan yang dialaminya pada masa kanak-kanak. Apabila transferensi ini tidak ditangani dengan baik baik, maka klien dapat menjadi bersikap menolak terhadap perlakuan terapis dan proses terapi dapat dirasakan sebagai hukuman. Oleh karena itu, dalam transferensi konselor harus bersikap obyektif, netral, anonim, dan pasif.



Contoh kasus :
Kasus seorang homo seksual, sebut saja namanya andre (nama samaran). Jika dikaji menurut teori perkembangan psikoanalisa Sigmund freud, kepribadian andre sebagai seorang yang homoseksual ini dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman pada masa kecilnya. Terutama pada waktu andre berusia 3-5/6 tahun atau pada tahap fhalis. Pada tahap ini andre menemui konflik-konflik oedipal. Dimana pada usia 3-5/6 tahun andre tidak bisa melampiaskan fantasi-fantasi seksualnya kepada ibunya. Seperti andre ingin disayang dan dicintai oleh ibunya, tetapi pada waktu itu ibunya lebih perhatian pada sang ayah dan keinginan andre memiliki ibunya itu tidak terpenuhi, maka andre menemui kecemasan-kecemasan dimana kecemasan disini yaitu andre cemas kalau dia akan dihukum oleh ayahnya karena perasaannya terhadap ibunya. Kecemasan ini mendorong andre mengidentifikasi dengan ayahnya dan mulai menirunya bukan melawan ayahnya. Dan ini yang membuat andre mengembangkan kepribadian fhalis dan menekan perasaan seksual terhadap ibunya. Sehingga andre secara seksual menyimpang dan bingung tentang identitas seksualnya. Dan dampak dari kecemasan yang dialami andre tersebut menjadikan andre sebagai seorang homoseksual.
Dalam kasus ini dapat menggunakan teknik asosisi bebas. Asosiasi bebas didasarkan pada suatu asumsi bebas bahwa orang akan mengatakan apapun yang ada didalam benaknya tanpa sensor atau penilaian. Melalui asosiasi bebas konselor berusaha mempertalikan antara satu pikiran  andre  dengan pikiran-pikiran lainnya seperti pikiran-pikiran positif. Sehingga dia bisa melampiaskan kebutuhan seksualnya sesuai dengan moral atau tidak menyimpang.


Referensi:
Corey, Gerald. (1995). Teori dan Praktek dari Konseling dan Psikoterapi. Edisi ke-4. Semarang: IKIP Semarang Press.
Saraswati, E. (2011). “Pergeseran citra pribadi perempuan dalam sastra Indonesia: Analisis psikoanalisis terhadap karya sastra Indonesia mulai angkatan sebelum perang hingga mutakhir”. Jurnal Artikulasi Vol.2 No.2. Hal 754-768.
Kanserina, P.D. (2011). “Kekerasan seksual pada tokoh utama grace adams dalam novel malice karya Danielle steel”. Lensa Vol. 1 No.2, Hal 142-152.
Yulianti, Y. (2007). “Psikoanalisis Dalam Cantik Itu Luka Karya Eka Kurniawan”. Sintesis Vol.5 No.2. Hal 136-141.


Tuesday, 19 January 2016

tugas portofolio 4

PSIKOLOGI MANAJEMEN

Disusun Oleh :
3PA15
    Ika Yulistyamawati (14513242)
Marsait ependy (1B514818)
Teddy Prasetyo (18513832)
  Yuda Oktavian S (19513534)

UNIVERSITAS GUNADARMA

2016

 



SIKAP KERJA DAN KEPUASAN KERJA

A.      Sikap Kerja

1)      Determinasi sikap kerja
Sikap kerja dapat dijadikan indikator apakah suatu pekerjaan berjalan lancar atau tidak. Jika sikap kerja dilaksanakan dengan baik, pekerjaan akan berjalan lancar. Jika tidak berarti akan mengalami kesulitan. Tetapi, bukan berarti adanya kesulitan karena tidak dipatuhinya sikap kerja, melainkan ada masalah lain lagi dalam hubungan antara karyawan yang akibatnya sikap kerjanya diabaikan.
a.       Menurut para tokoh :
a)      Gibson (1997), menjelaskan sikap sebagai perasaan positif atau negatif atau keadaan mental yang selalu disiapkan, dipelajari dan diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh khusus pada respon seseorang terhadap orang, obyek ataupun keadaan. Sikap lebih merupakan determinan perilaku sebab, sikap berkaitan dengan persepsi, kepribadian dan motivasi.
b)      Sada (2000), adalah tindakan yang akan diambil karyawan dan segala sesuatu yang harus dilakukan karyawan tersebut yang hasilnya sebanding dengan usaha yang dilakukan.
b.      Sikap yang positif :
a)      Kemauan untuk bekerja sama. Bekerja sama dengan orang-orang dalam suatu kelompok akan memungkinkan perusahaan dapat mencapai tujuan yang tidak mungkin dicapai oleh orang-orang secara individual.
b)      Rasa memiliki. Adanya rasa ikut memiliki karyawan terhadap perusahaan akan membuat karyawan memiliki sikap untuk ikut menjaga dan bertanggung jawab terhadap perusahaan sehingga pada akhirnya akan menimbulkan loyalitas demi tercpainya tjuan perusahaan.
c)       Hubungan antar pribadi. Karyawan yang mempunyai loyalitas karyawan tinggi mereka akan mempunyai sikap fleksibel kea rah tete hubungan antara pribadi. Hubungan antara pribadi ini meliputi : hubungan social diantara karyawan. Hubungan yang harmonis antara atasan dan karyawan, situasi kerja dan sugesti dari teman sekerja.
d)      Suka terhadap pekerjaan. Perusahaan harus dapat menghadapi kenyataan bahwa karyawannya tiap hari dating untu bekerja sama sebagai manusia seutuhnya dalam hal melakukan pekerjaan yang akan dilakukan dengan senang hati sebagai indikatornya bisa dilihat dari : kesanggupan karyawan dalam bekerja, karyawan tidak kpernah menuntut apa yang diterimanya di luar gaji pokok.

2)      Pengukuran sikap kerja
Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal. Ketika seorang merasakan kepuasan dalam bekerja tentunya ia akan berupaya semaksimal mungkin dengan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya. Dengan demikian produktivitas dan hasil kerja karyawan akan meningkat secara optimal.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan pada dasarnya secara praktis dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam diri dan dibawa oleh setiap karyawan sejak mulai bekerja di tempat pekerjaannya, Sebagai contoh, karyawan yang sudah lama bekerja memiliki kecenderungan lebih puas dibandingkan dengan karyawan yang belum lama bekerja (Doering et al., 1983) Faktor eksentrinsik menyangkut hal-hal yang berasal dari luar diri karyawan, antara lain kondisi fisik lingkungan kerja, interaksinya dengan karyawan lain, sistem penggajian dan sebagainya.Secara teoritis, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja sangat banyak jumlahnya, seperti gayakepemimpinan, produktivitas kerja, perilaku, locus of control, pemenuhan harapan penggajian dan efektivitas kerja.
1.       Salah satu cara untuk menentukan apakah pekerja puas dengan pekerjaannya atau tidak, ialah dengan membandingkan pekerjaan mereka dengan beberapa pekerjaan ideal tertentu (teori kesenjangan).
2.       Faktor-faktor yang biasanya digunakan untuk mengukur kepuasan kerja seorang pegawai diantaranya :
a.       Isi pekerjaan, penampilan tugas pekerjaan yang aktual dan sebagai kontrol terhadap pekerjaan
b.      Supervise
c.       Organisasi dan manajemen
d.          Kesempatan untuk maju
e.      Gaji dan keuntungan dalam bidang finansial lainnya seperti adanya insentif
f.        Rekan kerja
g.         Kondisi pekerjaan
3.       Menurut Job Descriptive Index (JDI) faktor penyebab kepuasan kerja, pengukuran sikap/kepuasan kerja, diantaranya :
a.       Bekerja pada tempat yang tepat
b.      Pembayaran yang sesuai
c.       Organisasi dan manajemen
d.      Supervisi pada pekerjaan yang tepat
e.      Orang yang berada dalam pekerjaan yang tepat



3)      Macam-macam sikap kerja
Ada 5 macam sikap kerja diantaranya :
a.       Kerja ikhlas
Sikap kerja prestatif yang pertama adalah kerja ikhlas, maksud dari kerja ikhlas adalah bekerja dengan bersungguh-sungguh, semangat, dan tidak mengeluh sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal, kerja ikhlas juga dilandasi dengan hari yang tulus.Sebagai contoh dari kerja ikhlas adalah seorang pekerja sebagai operator produksi di salah satu perusahaan mobil, pekerja tersebut tetap bekerja dengan sungguh-sungguh dan giat, walaupun gajinya tidak begitu besar.Ia tetap bersyukur kepada Allah swt dan bekerja dengan sebaik-baiknya sebagai wujud pengabdiannya kepada perusahaan yang telah memperkerjakannya sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
b.      Kerja mawas terhadap emosional
Sikap kerja prestatif yang kedua adalah pengertian mawas terhadap emosional, maksud dari kerja mawas terhadap emosional adalah bekerja dengan sebaik-baiknya tanpa terpengaruhi oleh perasaan/emosional yang sedang melanda jiwanya. Dengan kata lain seorang pengusaha atau pekerja harus dapat memisahkan urusan pribadi dengan urusan pekerjaanya, jangan sampai urusan pribadinya mengganggu pekerjaannya yang dapat berakibat tidak baik bagi perusahaan atau usaha yang dijalaninya. Sebagai contoh adalah sebagai seorang yang memiliki usaha, misal saja berdagang dan ia sedang memiliki masalah dengan istrinya yang membuat ia marah, maka ketika ia sedang berdagang tidak membawa urusan dengan istrinya ke tempat ia bekerja. Jangan sampai ia melampiaskan kemarahannya kepada karyawan atau bahkan pembeli yang datang ke tokonya.
c.       Kerja cerdas
Setelah memahami kerja ikhlas dan mawas terhadap emosional, sikap kerja prestatif yang ketiga adalah kerja cerdas. Maksud dari kerja cerdas ini adalah bekerja pandai untuk memperhitungkan risiko (tidak mengabaikan risiko, dan memikirkan besar-kecilnya risiko yang akan didapat), mampu melihat dan memanfaatkan peluang yang ada, serta dapat mencari solusi ketika terjadi suatu masalah dalam pekerjaan atau usahanya.
d.      Kerja keras
Sikap kerja prestatif yang ke-empat adalah kerja keras, maksud dari kerja keras adalah bekerja dengan bersungguh-sungguh, tidak mudah menyerah, tidak mengeluh, tidak membuang-buang waktu, dan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya (efektif dan optimal). Sebagai contoh adalah seorang petani yang mempunyai sawah seluas 1 hektar, ia harus menggarap sawahnya setiap hari dari pagi sampai dengan sore. Ia harus bekerja keras dan tidak malas-malasan supaya didapat hasil yang maksimal.
e.      Kerja tuntas
Setelah mengetahui tentang kerja ikhlas, kerja mawas terhadap emosional, kerja cerdas dan kerja keras.Maka sikap kerja prestatif yang selanjutnya adalah kerja tuntas.Maksud dari kerja tuntas ini adalah bekerja secara tuntas, tidak setengah-setengan, selain itu juga dalam bekerja mampu mengorganisasikan bagian usahanya secara terpadu dari awal sampai akhir untuk dapat memperoleh hasil yang baik.




B.      Kepuasan Kerja

1)Definisi kepuasan kerja
Menurut Siegel dan Lane (dalam Munandar, 2001) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah penilaian dari pekerjaan seseorang sebagai pencapaian atau memungkinkan pencapaian nilai-nilai pekerjaan seseorang yang penting, pemberian nilai-nilai ini adalah sebanding dengan atau membantu memenuhi kebutuhan dasar seseorang.Pada definisi tersebut dapat disimpulkan terdapat dua unsur penting dalam kepuasan kerja, yaitu nilai-nilai pekerjaan dan kebutuhan dasar.
Menurut Howel dan Dipboye (dalam Munandar, 2001) kepuasan kerja adalah hasil keseluruhan dari derajat rasa suka dan tidak sukanya tenaga kerja terhadap berbagai aspek dari kehidupannya. Dengan kata lain kepuasan kerja mencerminkan sikap tenaga kerja terhadap pekerjaannya. Keith Davis dalam (Indy & Handoyo, 2013) kepuasan kerja adalah perasaan menyokong atau tidak menyokong yang dialami pegawai dalam mengerjakan pekerjaannya.
Wexley & Yulk (Indy & Handoyo, 2013) kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya.
Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepuasan kerja adalah penilaian seseorang terhadap rasa suka dan tidak sukanya tenaga kerja dalam mengerjakan pekerjaannya.
2)      Aspek-aspek kepuasan kerja
Lima aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja, yaitu:
1.       Pekerjaan itu sendiri (Work It self). Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidang nya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja.
2.       Atasan (Supervisior). Atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.
3.       Teman sekerja (Workers). Merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.
4.       Promosi (Promotion). Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karir selama bekerja.
5.        Gaji/Upah (Pay). Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak atau tidak.
§  Aspek-aspek lain yang terdapat dalam kepuasan kerja :
1.       Kerja yang secara mental menantang.Kebanyakan Karyawan menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan. Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang.Pekerjaan yang terlalu kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak menantang menciptakan frustasi dan perasaan gagal. Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalamai kesenangan dan kepuasan.
2.       Ganjaran yang pantas. Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil,dansegaris dengan pengharapan mereka. Pemberian upah yang baik didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan. tidak semua orang mengejar uang. Banyak orang bersedia menerima baik uang yang lebih kecil untuk bekerja dalam lokasi yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang kurang menuntut atau mempunyai keleluasaan yang lebih besar dalam kerja yang mereka lakukan dan jam-jam kerja. Tetapi kunci yang manakutkan upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang dibayarkan; yang lebih penting adalah persepsi keadilan. Serupa pula karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi yang lebih banyak, dan status sosial yang ditingkatkan. Oleh karena itu individu-individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dalam cara yang adil (fair and just) kemungkinan besar akan mengalami kepuasan dari pekerjaan mereka.
3.       Kondisi kerja yang mendukung.Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas. Studi-studi memperagakan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak berbahaya atau merepotkan. Temperatur (suhu), cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain seharusnya tidak esktrem (terlalu banyak atau sedikit).
4.       Rekan kerja yang mendukung.Orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang berwujud dari dalam kerja. Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan sosial. Oleh karena itu bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan menyenagkan dapat menciptakan kepuasan kerja yang meningkat. Tetapi Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan.
5.       Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan.Pada hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya kongruen (sama dan sebangun) dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka. Dengan demikian akan lebih besar kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan tersebut, dan karena sukses ini, mempunyai kebolehjadian yang lebih besar untuk mencapai kepuasan yang tinggi dari dalam kerja mereka.
3)Dimensi kepuasan kerja
Menurut Smith, Kendall, dan Hullin terdapat lima dimensi pada kepuasan kerja, yaitu :
a.       Pimpinan yang adil, yakni sikap pimpinan yang tidak membedakan karyawan. Pimpinan yang mengerti kebutuhan karyawan dan mau menjalin hubungan baik, serta mampu menjadi contoh yang baik dalam hal disiplin.
b.      Pekerjaan itu sendiri, yaitu meliputi beban kerja secara keseluruhan, variasi tugas, maupun pekerjaan yang memungkinkan adanya interaksi sosial.

4)      Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
Davis dan Newstroom (2002) merinci faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja seseorang, yaitu:
a.       Usia. Ketika para guru makin bertambah lanjut usianya. Mereka cenderung sedikit lebih puas dengan pekerjaannya. Guru yang lebih muda cenderung kurang puas karena berpengharapan tinggi, kurang penyesuaian dan berbagai sebab lain,
b.      Tingkatpekerjaan. Orang-orang dengan pekerjaan pada tingkat lebih tinggi cenderung merasa lebih puas dengan pekerjaan mereka.. Mereka biasanya memperoleh gaji dan kondisi kerja lebih baik, dan pekerjaan yang dilakukan memberi peluang untuk merasa lebih puas,
c.       Ukuran organisasi. Pada saat organisasi semakin besar, ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa kepuasan kerja cenderung agak menurun apabila tidak diambil tindakan perbaikan untuk mengimbangi kecenderungan itu.
5)      Hubungan pelaksanaan kerja dengan kepuasan kerja
Hubungan antara kepuasan kerja dengan variabel lain dapat bersifat positif atau negatif. Kekuatan hubungan mepunyai rentang dari lemah sampai kuat.Hubungan yang kuat menunjukkan bahwa atasan dapat mempengaruhi dengan signifikan variabel lainnya dengan meningkatkan kepuasan kerja (Kreitner dan Kinicki, 2001: 226). Beberapa korelasi kepuasan kerja antara lain:

a.       Motivasi.Antara motivasi dan kepuasan kerja terdapat hubungan yang positif dan signifikan. Karena kepuasan dengan pengawasan/supervisi juga mempunyai korelasi signifikan dengan motivasi, atasan/manajer disarankan mempertimbangkan bagaimana perilaku mereka mempengaruhi kepuasan pekerja sehingga mereka secara potensial dapat meningkatkan motivasi pekerja melalui berbagai usaha untuk meningkatkan kepuasan kerja.
b.      Pelibatan Kerja.Hal ini menunjukkan kenyataan dimana individu secara pribadi dilibatkan dengan peran kerjanya. Karena pelibatan kerja mempunyai hubungan dengan kepuasan kerja, dan peran atasan/manajer perlu didorong memperkuat lingkungan kerja yang memuaskan untuk meningkatkan keterlibatan kerja pekerja.
c.       Organizational citizenship behavior. Merupakan perilaku pekerja di luar dari apa yang menjadi tugasnya.
d.      Organizational commitment. Mencerminkan tingkatan dimana individu mengidentifikasi dengan organisasi dan mempunyai komitmen terhadap tujuannya. Antara komitmen organisasi dengan kepuasan terdapat hubungan yang sifnifikan dan kuat, karena meningkatnya kepuasan kerja akan menimbulkan tingkat komitmen yang lebih tinggi. Selanjutnya komitmen yang lebih tinggi dapat meningkatkan produktivitas kerja.
e.      Ketidakhadiran (absenteisme).Antara ketidakhadiran dan kepuasan terdapat korelasi negatif yang kuat. Dengan kata lain apabila kepuasan meningkat, ketidakhadiran akan turun.
f.        Perputaran (turn over).Hubungan antara perputaran dengan kepuasan adalah negatif. Dimana perputaran dapat mengganggu kontinuitas organisasi dan mahal sehingga diharapkan atasan/manajer dapat meningkatkan kepuasan kerja dengan mengurangi perputaran.
g.       Perasaan Stress. Antara perasaan stres dengan kepuasan kerja menunjukkan hubungan negatif dimana dengan meningkatnya kepuasan kerja akan mengurangi dampak negatif stres.
h.      Prestasi kerja. Terdapat hubungan positif rendah antara kepuasan dan prestasi kerja. Sementara itu menurut Gibson (2000:110) menggambarkan hubungan timbal balik antara kepuasan dan kinerja. Di satu sisi dikatakan kepuasan kerja menyebabkan peningkatan kinerja sehingga pekerja yang puas akan lebih produktif. Di sisi lain terjadi kepuasan kerja disebabkan oleh adanya kinerja atau prestasi kerja sehingga pekerja yang lebih produktif akan mendapatkan kepuasan.






DAFTAR PUSTAKA :

Gibson, J.L., Ivancevich, J.M., Donnelly, Jr., J.H., 1990, Organisasi: Perilaku,
Struktur, Proses (Terj.), Penerbit Erlangga, Jakarta.

H., Hendra Indy & Handoyo, S. (2013). Hubungan kepuasan kerja dengan motivasi kerja pada karyawan Bank BTPN madiun.Jurnal psikologi industri dan organisasi. 2, 100-103.
Munandar A.,S (2001). Psikologi industri dan organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia.


;;
Powered by Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

welcome ☺

By :
Free Blog Templates