Tuesday, 28 April 2015
Nama : Ika Yulistyamawati
Kelas : 2pa15
NPM : 14513242
Dalam teori
kepribadian sehat ada beberapa macam point yang dijabarkan tentang pendekatan
Maslow terhadap kepribadian. Dimana salah satunya
Maslow menyelidiki kesehatan psikologis, dimana satu-satunya
orang yang dipelajari adalah orang yang sehat.
A. Hierarki Kebutuhan Manusia
Menurut Maslow, semua manusia memiliki
perjuangan atau kecenderungan yang dibawa sejak lahir untuk
mengaktualisasikan-diri. Kita didorong oleh kebutuhan-kebutuhan universal dan
yang dibawa sejak lahir, yang tersusun dalam suatu tingkat, dari yang paling
kuat sampai kepada yang paling lemah. Dengan cara yang sama juga, kebutuhan
yang paling rendah dan paling kuat harus dipuaskan sebelum muncul kebutuhan
tingkat kedua dan seterusnya naik tingkat sampai muncul kebutuhan kelima dan
yang paling tinggi, yakni aktualisasi-diri. Berikut 5 kebutuhan-kebutuhan itu
dalam tingkatan dari yang rendah ke yang tinggi :
1. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan yang dasariah, misalnya rasa
lapar, haus, tempat berteduh, seks, tidur, oksigen, dan kebutuhan
jasmani lainnya. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan manusia yang paling
mendasar untuk mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan akan
makanan, minuman, tempat tinggal, seks, tidur, istirahat, dan udara. Seseorang
yang mengalami kekurangan makanan, harga diri, dan cinta, pertama-tama akan
mencari makanan terlebih dahulu. Bagi orang yang berada dalam keadaan lapar
berat dan membahayakan, tak ada minat lain kecuali makanan. Bagi masyarakat
sejahtera jenis-jenis kebutuhan ini umumnya telah terpenuhi. Ketika kebutuhan
dasar ini terpuaskan, dengan segera kebutuhan-kebutuhan lain (yang lebih tinggi
tingkatnya) akan muncul dan mendominasi perilaku manusia.
2. Kebutuhan Akan Rasa Aman
Mencakup antara lain keselamatan dan
perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional. Kebutuhan ini
menampilkan diri dalam kategori kebutuhan akan kemantapan, perlindungan,
kebebasan dari rasa takut, cemas dan kekalutan; kebutuhan akan struktur,
ketertiban, hukum, batas-batas, dan sebagainya. Kebutuhan ini dapat kita amati
pada seorang anak. Biasanya seorang anak membutuhkan suatu dunia atau
lingkungan yang dapat diramalkan. Seorang anak menyukai konsistensi dan
kerutinan sampai batas-batas tertentu. Jika hal-hal itu tidak ditemukan maka ia
akan menjadi cemas dan merasa tidak aman. Orang yang merasa tidak aman memiliki
kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas serta akan berusaha keras menghindari
hal-hal yang bersifat asing dan tidak diharapkan.
3. Kebutuhan Akan Cinta dan Keberadaan
Mencakup kebutuhan akan rasa memiliki dan
dimiliki, kasih sayang, diterima-baik, dan persahabatan. Pada tingkat
kebutuhan ini, dan belum pernah sebelumnya, orang akan sangat merasakan
tiadanya sahabat, kekasih, isteri, suami, atau anak-anak. Ia haus akan relasi
yang penuh arti dan penuh kasih dengan orang lain pada umumnya. Ia membutuhkan
terutama tempat (peranan) di tengah kelompok atau lingkungannya, dan akan
berusaha keras untuk mencapai dan mempertahankannya. Orang di posisi kebutuhan
ini bahkan mungkin telah lupa bahwa tatkala masih memuaskan kebutuhan akan
makanan, ia pernah meremehkan cinta sebagai hal yang tidak nyata, tidak perlu,
dan tidak penting. Sekarang ia akan sangat merasakan perihnya rasa kesepian
itu, pengucilan sosial, penolakan, tiadanya keramahan, dan keadaan yang tak
menentu.
4. Kebutuhan Akan Penghargaan
Mencakup faktor penghormatan internal
seperti harga diri, otonomi, dan prestasi; serta faktor eksternal seperti
status, pengakuan, dan perhatian. Yang pertama (internal) mencakup
kebutuhan akan harga diri, kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan,
prestasi, ketidaktergantungan, dan kebebasan (kemerdekaan). Yang kedua
(eksternal) menyangkut penghargaan dari orang lain, prestise, pengakuan,
penerimaan, ketenaran, martabat, perhatian, kedudukan, apresiasi atau nama
baik. Orang yang memiliki cukup harga diri akan lebih percaya diri. Dengan
demikian ia akan lebih berpotensi dan produktif. Sebaliknya harga diri yang
kurang akan menyebabkan rasa rendah diri, rasa tidak berdaya, bahkan rasa putus
asa serta perilaku yang neurotik. Kebebasan atau kemerdekaan pada tingkat
kebutuhan ini adalah kebutuhan akan rasa ketidakterikatan oleh hal-hal yang
menghambat perwujudan diri. Kebutuhan ini tidak bisa ditukar dengan sebungkus
nasi goreng atau sejumlah uang karena kebutuhan akan hal-hal itu telah
terpuaskan.
5. Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri
Mencakup hasrat untuk makin menjadi diri
sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya. Menurut
Maslow, setiap orang harus berkembang sepenuh kemampuannya. Kebutuhan manusia
untuk bertumbuh, berkembang, dan menggunakan kemampuannya disebut Maslow
sebagai aktualisasi diri. Maslow juga menyebut aktualisasi diri sebagai hasrat
untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuan sendiri, menjadi apa menurut
kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini biasanya muncul
setelah kebutuhan akan cinta dan akan penghargaan terpuaskan secara memadai.
Kebutuhan akan aktualisasi diri ini merupakan aspek terpenting dalam teori
motivasi Maslow. Dewasa ini bahkan sejumlah pemikir menjadikan kebutuhan ini
sebagai titik tolak prioritas untuk membina manusia berkepribadian unggul.
Belakangan ini muncul gagasan tentang perlunya jembatan antara kemampuan
majanerial secara ekonomis dengan kedalaman spiritual. Manajer yang diharapkan
adalah pemimpin yang handal tanpa melupakan sisi kerohanian.
B. Kepribadian sehat menurut Maslow:
Maslow berpendapat bahwa seseorang akan
memiliki kepribadian yang sehat, apabila dia telah mampu untuk
mengaktualisasikan dirinya secara penuh (self actualizing person). Dia
mengemukakan teori motivasi bagi self actualizinga-needs person, dengan nama metamotivation,
meta-needs B-motivation, atau being values (kebutuhan untuk berkembang).
Sementara motivasi bagi orang yang tidak mampu mengaktualisasikan dirinya
dinamai D-motivation atau deficiency. Di bawah ini
ciri-ciri dari metaneeds dan metapologi :
-
Metanees : Sikap percaya, bijak dan baik, indah (estetis), kesatuan
(menyeluruh), energik dan optimis, pasti, lengkap, adil dan altruis, berani,
sederhana (simple).
-
Metapologis : Tidak percaya, sinis dan skeptic, benci dan memuakkan, vulgar dan
mati rasa, disintegrasi, kehilangan semangat hidup, pasif dan pesimis, kacau
dan tidak dapat diprediksi, tidak lengkap dan tidak tuntas, suka marah-marah,
tidak adil dan egois, rasa tidak aman dan memerlukan bantuan, sangat komplek
dan membingungkan.
Mengenai self-actualizing person,atau orang yang sehat
mentalnya, Maslow mengemukakanciri-cirinya sebagai berikut:
1) Mempersepsi kehidupan atau dunianya sebagaimana apa adanya, dan
merasa nyaman dalam menjalaninya.
2) Menerima dirinya sendiri, orang laindan lingkungannya.
3) Bersikap spontan, sederhana, alami, bersikap jujr, tidak
dibuat-buat dan terbuka.
4) Mempunyai komitmen atau dedikasi untuk memecahkan masalah di luar
dirinya (yang dialami orang lain).
5) Bersikap mandiri atau independen.
6) Memiliki apresiasi yang segar terhadap lingkungan di sekitarnya.
7) Mencapai puncak pengalaman, yaitu suatu keadaan dimana seseorang
mengalami kegembiraan yang luar biasa. Pengalaman ini cenderung lebih bersifat
mistik atau keagamaan.
8) Memiliki minat social, simpati, empati dan altruis.
9) Sangat senang menjalin hubungan interpersonal (persahabatan atau
persaudaraan) dengan orang lain.
10) Bersikap demokratis (toleran, tidak rasialis, dan terbuka)
11) Kreatif (fleksibel, spontan, terbuka dan tidak takut salah).
Pandangan maslow tentang hakikat manusia
yaitu manusia bersifat optimistik, bebas berkehendak, sadar dalam memilih,
unik, dapat mengatasi pengalaman masa kecil, dan baik. Menurut dia kepribadian
itu dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan. Dalam kaitannya dengan peran
lingkungan, khususnya di sekolah dalam mengembangkan self-actualization, Maslow
mengemukakan beberapa upaya yang sebaiknya membantu siswa menemukan
identitasnya (jati dirinya) sendiri. Diantaranya:
1) Membantu siswa untuk mengeksplorasi pekerjaan
2) Membantu siswa untuk memehami keterbatasan (nasib) dirinya
3) Membantu siswa untuk memperoleh pemahaman tentang nilai nilai
4) Membantu siswa agar memahami bahwa hidup ini berharga
5) Mendorng siswa agar mencapai pengalaman puncak dalam kehidupannya
6) Memfasilitasi siswa agar dapat memuaskan kebutuhan dasarnya (rasa
aman, rasa berharga, dan rasa diakui).
C.
Ciri-Ciri Kepribadian yang Sehat
1. Menerima realitas secara tepat
Orang-orang yang sangat sehat mengamati
objek-objek dan orang-orang di dunia sekitarnya secara objektif, teliti
terhadap arang lain, mampu menemukan denagn cepat penipuan dan ketidakjujuran.
Mereka bersandar semata-mata pada keputusan dan persepsi mereka sendiri serta
tidak terdapat pandangan-pandangan yang berat sebelah atau prasangka-prasangka.
Kepribadian-kepribadian yang tidak sehat mengamati dunia menurut ukuran-ukuran
subyektif mereka sendiri, memaksa dunia untuk mencocokannya dengan bentuk
ketakutan-ketakutan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai. Semakin objektif kita
mampu menggambarkan kenyataan, maka semakin baik kemampuan kita untuk berpikir
secara logis, untuyk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang tepat, dan pada
umumnya untuk menjadi efisien secara intelektual.
2. Menerima diri dan orang lain apa adanya
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri
menerima diri mereka. Kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan mereka tanpa
keluhan atas kesusahan. Sesungguhnya, mereka tidak terlampau banayk
memikirkannya. Meskipun individu-individu yang sangat sehat ini memiliki
kelemahan–kelemahan atau cacat-cacat, tetapi mereka tidak merasa malu atau
merasa bersalah terhadap hal-hal tersebut.Karena orang-orang sehat ini begitu
menerima kodrat mereka, maka mereka tidak harus mengubah atau memlsukan diri
mereka. Mereka santai dan puas denagn diri mereka dan penerimaan ini berlaku
bagi semua tingkat kehidupan.Sebaliknya, orang-orang neurotis dilumpuhkan oleh
persaan malu atau perasaan salah atas kelemahan-kelemahan dan
kekurangan-kekurangan mereka, begitu di hantui sehingga mereka mengalihkan
waktu dan energi dari hal-hal yang lebih konstuktif.
3. Bertindak secara spontan dan alamiah, tidak dibuat-buat
Pengaktualisasian diri bertingkah laku secara
terbuka dan langsung tanpa berpura-pura.
Kita dapat mengatakan bahwa orang-orang ini bertingkah laku secara kodrati yakni sesuai dengan kodrat mereka.Dalam situasi dimana ungkapan perasaan yang wajar dan jujur dapat menyakitkan orang lain, atau dimana hal tersebut tidak penting, maka untuk sementara mereka mengekang persaaan-perasaan itu. Jadi, mereka tidak sengaja menjadi tidak konvensional atau memberontak, mereka tidak mau mencari kesenangan dalam mencemoohkan dengan sengaja aturan-aturan dan adapt-adat social.Akan tetapi dalam situasi di mana menaruh hormat kepada kebiasaan social mengganggu apa yang dianggap penting oleh orang-orang yang sehat, mereka tidak ragu menentang kebiasaan tersebut. Lagi pula mereka sendiri adalah wajar dan sederhana, merasa yakin dan aman, serta tidak konvensioanal dengan tidak bersikap agresif dan memberontak.
Kita dapat mengatakan bahwa orang-orang ini bertingkah laku secara kodrati yakni sesuai dengan kodrat mereka.Dalam situasi dimana ungkapan perasaan yang wajar dan jujur dapat menyakitkan orang lain, atau dimana hal tersebut tidak penting, maka untuk sementara mereka mengekang persaaan-perasaan itu. Jadi, mereka tidak sengaja menjadi tidak konvensional atau memberontak, mereka tidak mau mencari kesenangan dalam mencemoohkan dengan sengaja aturan-aturan dan adapt-adat social.Akan tetapi dalam situasi di mana menaruh hormat kepada kebiasaan social mengganggu apa yang dianggap penting oleh orang-orang yang sehat, mereka tidak ragu menentang kebiasaan tersebut. Lagi pula mereka sendiri adalah wajar dan sederhana, merasa yakin dan aman, serta tidak konvensioanal dengan tidak bersikap agresif dan memberontak.
4. Memusatkan pada masalah-masalah bukan pada perseorangan
Orang yang mengaktualisasikan diri mencintai
pekerjaan mereka dan berpendapat bahwq pekerjaan itu tentu saja cocok untuk
mereka. Pekerjaan mereka adalah sesuatu yang ingin mereka lakukan; tentu,
sesuatu yang harus mereka lakuakn tidak semata-mata suatu pekerjaan untuk
mendapat penghasilan.Mereka tidak melakukan pekerjaan untuk mendapatkan
uang,popularitas atau kekuasaan, tetapi karena pekerjaan itu memuaskan
metakebutuhan. Menantang dan mengembangakan kemampuan-kemempuan mereka,
menyebabkan mereka bertumbuh sampai pada tingkat potensi mereka yang paling,
dan membantu merumuskan pengertian mereka tentang diri mereka siapa dan apa.
5. Memiliki kekuasaan dan tidak bergantung pada orang lain
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri
memiliki suatu kebutuhan yang kuat untuk pemisahan dan kesunyian. Mereka tidak
tergantung pada orang-orang lain untuyk kepuasan mereka dan dengan demikian
mungkin mereka menjauhkan diri dan tidak ramah. Tingkah laku dan perasaan meeka
sangatt egosentris dan terarah kepada dir mereka sendiri.Sebaliknya,
orang-orang neuorotis biasanya snagat emosional tergantung pada orang-orang
lain untuk kepuasan dimana mereka tidak mampu menghasilkan untuk diri mereka.
6.Memiliki ruang untuk diri pribadi
Pengaktualisasian diri untuk berfungsi secara
otonom terhadap lingkungan social dan fisik. Kepribadian-kepribadian yang sehat
dapat berdiri sendiri dan tingkat otonomi mereka yang tinggi menaklukan mereka,
agak tidak mempan terhadap krisis atau kerugian. Kemalangan-kemalangan yang
dapat mengahncurkan orang-orang yang sehat mungkin hamper tidak dirasakan oleh
mereka. Mereka mempertahankan suatu ketenangan dasar di tengah apa yang dilihat
oleh orang-orang yang kurang sehat sebagai malapetaka.
7. Menghargai dan terbuka akan pengalaman-pengalaman dan kehidupan
baru
Menghargai pengalaman-pemgalaman tertentu
bagaimanapun seringnya pengalaman itu terulang, dengan suatu perasaan
kenikmatan yang segar, perasaan terpesona dan kagum. Suatu pandangan yang bagus
atau menyegarkan terhadap dorongan setiap hari untuk bekerja. Sebagai
akibatnya, mereka merasa kurang pasti, tetapi senantiasa berterima kasih
terhadap apa yang mereka miliki dan dapat mereka alami.
8. Memiliki pengalaman-pengalaman yang memuncak
Dimana orang-orang yang mengaktualisasikan
diri mengalami ekstase, kebahagiaan, perasaan terpesona yang hebat dan
meluap-luap, sama seperti pengalaman-pengalaman keagamaan yang mendalam.Maslow
menunjukan bahwa tidak semua pengalaman puncak itu sangat kuat; dapat juga ada
pengalaman- pengalaman yang ringan. Pengalaman- pengalaman yang ringan ini
kadang- kadang dapat terjadi pada kita semua. Akan tetapi individu yang lebih
sehat memiliki pengalaman-pengalaman puncak lebih sering dari pada orang- orang
biasa, dan mungkin sering kali terjadi setiap hari.
9. Memiliki identitas sosial dan minat sosial yang kuat
Pengaktualisasian diri memiliki perasaan
empati dan afeksi yang sangat kuat dan dalam terhadap semua manusia, juga suatu
keinginan untuk membantu kemanusiaan.. Mereka adalah anggota dari satu keluarga
(manusia) dan memiliki suatu perasaan persaudaraan dengan setiap anggota lain
dalam keluarga.Orang- orang yang sehat mengetahui bahwa mereka dapat mencapai
hal- hal dengan lebih baik daripada orang-orang lain dan bahwa mereka melihat
dan memahamii hal- hal itu dengan lebih jelas.mereka mungkin kerapkali merasa
tertekan atau marah karena tingkah laku orang- orang lain yang bodoh, lemah,
atau kasar tetapi mereka cepat memahami dan memaafkannya.
10. Memiliki relasi yang akrab dengan beberapa teman
Mampu mengadakan hubungan yang lebih kuat
dengan orang- orang lain daripada orang- orang yang memiliki kesehatan jiwa
yang biasa.mereka memiliki cinta yang lebih besar dan persahabatan yang lebih
dalam, dan identifikasi yang lebih sempurna dengan individu-individu lain.
Meskipun orang- orang yang akrab dengan mereka adalah kecil, namun aktualisasi diri berbudi baik dan sabar terhadap orang- orang lain, khusunya terhadap anak- anak.mereka membenci dan kejam terhadap orang yang kritis, congkak atau sombong.Cinta mereka bukan cinta yang egoistic, dimana membari cinta sekurang- kurangnya sama pentingnya dengan menerima cinta dimana perhatian seseorang terhadap pertumbuhan dan perkembangan orang lain adalah sebanyak perhatian terhadap pertumbuhan diri sendiri.
Meskipun orang- orang yang akrab dengan mereka adalah kecil, namun aktualisasi diri berbudi baik dan sabar terhadap orang- orang lain, khusunya terhadap anak- anak.mereka membenci dan kejam terhadap orang yang kritis, congkak atau sombong.Cinta mereka bukan cinta yang egoistic, dimana membari cinta sekurang- kurangnya sama pentingnya dengan menerima cinta dimana perhatian seseorang terhadap pertumbuhan dan perkembangan orang lain adalah sebanyak perhatian terhadap pertumbuhan diri sendiri.
11. Mengarah pada nilai-nilai demokratis
Orang yang sehat membiarkan dan menerima semua
orang tanpa memperhatkan kelas social, tingkat pendidikan, golongan politik
atau agama, ras, atau warna kulit.mereka sangat siap mendengarkan atau belajar
dari dari siapa saja yang dapat mengajarkan sesuatu kepada mereka.
12. Memiliki nilai-nilai moral yang tangguh
Dapat membedakan dengan jelas antara sarana
dan tujuan. Bagi mereka, tujuan atau cita- cita jauh lebih penting daripada
sarana untuk mencapainya.mereka juga sanggup membedakan antara baik dan buruk,
benar dan salah. Orang yang kurang sehat kerapkali bingung atau tidak konsisten
dalam hal- hal etis, terombang- ambing, atu berganti-ganti antara benar dan
salah menurut keuntungannya.
13.Memiliki rasa humor yang tinggi
Orang-orang yang kurang sehat menertawakan 3
macam humor, humor permusuhan yang menyebabkan seseorang merasa sakit, humor
superioritas yang mengambil keuntungan dari rasa rendah diri dari orang lain
atau kelompok dan humor pemberontakan terhadap penguasa yang berhubungan dengan
suatu situasi Oedipus atau percakapan cabul. Humor pengaktualisasi-pengaktualisasi
diri bersifat filosofis, humor yang menertawakan manusia, pada umumnya, tetapi
bukan kepada seseorang yang khusus. Humor ini kerap kali bersifat intruktif,
yang dipakai langsung kepada hal yang dituju dan juga menyimpulkan tertawa.
14. Menemukan hal-hal baru, ide-ide segar, dan kreatif
Kreatifitas merupakan suatu sifat yang
diharapkan seseorang dari pengaktualisasi- pengaktualisaasi diri mereka adalah
asli, inventif, dan inovatif, meskipun tidak selalu dalam pengertian
menghasilkan suatu karya seni. Maka kreatifitas lebih merupakan suatu sikap,
suatu ungkapan kesehatan psikologis dan lebih mengenai cara bagaimana kita
mengamati dan beraksi terhadap dunia dan bukan mengenai hasil-hasil yang sudah
selesai dari suatu karya seni.
15.Memiliki integritas tinggi yang total
Pengaktualisasi – pengaktualisasi diri dapat
berdiri sendiri atau pun otonom, mampu melawan dengan baik pengaruh- pengaruh
social, untuk berpikir atau bertindak menurut cara- cara tertentu. Akan tetapi
mereka tidak terus terang menenrang kebudayaan. Daftar kualitas-kualitas
pribadi yang hebat ini mungkin tampaknya seperti suatu pernyataan yang
berlebihan atau karikatur dari kepribadian yang sangat sehat.
Contoh Kasus
Contoh Kasus
Muhammad Rangga Atmaja
asalah siswa kelas 4 sd yang memperoleh gelar Honor of Invention dari world Invention Intellectual Property
Association (WIIPA) dalam ajang international
Young Inventor Exhibition (IYIE) yang diselenggarakan Far East University (FEU) di Tainan, Taiwan pada tanggal 21-23
Januari 2014 lalu.
Rangga biasanya ia
disapa, memperoleh pengharggan ini berkat karyanya yang berjudul Hand Replacement for People with Special
Needs. Dalam kompetisi untuk inovator dari tingkat sekolah dasar sampai
universitas ini Rangga memperoleh gelar yang termasuk salah satu gelar
tertinggi dalam kompetisi ini.
Selain mendapatkan
salah satu penghargaan tertinggi Rangga juga mendapatkan bronze medal dalam karya yang sama, selain itu inovasinya itu juga
menjadikannya sebagai inovator termuda yang mampu menyisihkan para pesaing dari
negara lainnya. Selain karyanya yang berjudul Hand Replacement for People with Special Needs Rangga juga pernah
menciptakan inovasi lain yang diberinya nama Flash Bell (Flash Light and Bell) yang mana inovasi ini juga
mendapatkan special awward di International
Invention, Innovation & Technology
Exhibition (ITEX). Selain itu pada Juli 2013, inovasinya ini juga
mendapatkan medali perak dalam kompetisi 5th
Life Innovation Student Contest for Green Growth in Korea, hal ini juga
melengkapi torehan special awward yang didapatkan dari Korea University Invention Association.
Selayaknya anak yang
seumuran dengannya ia juga suka bermain dan belajar salah satu pelajaran yang
ia sukai adalah ipa dan matematika. Seperti anak-anak pada umumnya yang
menyukai film kartun, sama halnya dengan Rangga itu terbukti dari karyanya yang
berjudul Hand Replacement for People with
Special Needs itu yang terinspirasi dari film kartun Inspector Gadget, Rangga terinspirasi dari film ini karna dari
ujung tangannya dapat mengeluarkan benda-benda yang dibutuhkan, kemudian ia
berfikir bagaimana caranya agar alat ini dapat digunakan untuk orang yang
berkebutuhan khusus. Akhirnya dengan dibantu oleh tim dari AYISI (Association of Young Innovator and Science
Indonesia) Rangga pun bisa mewujudkan karya ciptaannya ini dan sekaligus
bisa mendapatkan berbagai penghargaan dalam kompetisi bertaraf International.
Analisis Teori
Kepribadian Sehat menurut Abraham Maslow
Menurut Abraham Maslow orang
yang memiliki kepribadian sehat adalah orang yang mampu mengaktualisasikan
dirinya dengan baik dan imbang, mereka juga dapat membutuhkan
kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi yaitu memenuhi potensi-potensi yang
mereka miliki serta mengetahui dan memahami dunia sekitar mereka. Selain itu
kepribadian yang sehat menurut maslow adalah individu yang berhasil
mengembangkan cintanya, bukan lagi diarahkan ke dalam diri sendiri, tetapi bisa
diperluas pada orang-orang lain. Individu yang sehat melihat pertumbuhan dan
perkembangan orang lain menjadi sama pentingnya pertumbuhan dan perkembangan
diri sendiri.
Jadi , dari teori diatas dapat
dilihat bahwa Rangga adalah orang yang mampu mengaktualisasikan dirinya, karna
ia mampu melihat potensi apa yang ada dalam dirinya dan berusaha
mengembangkannya. Hal ini tidak semata-mata hanya untuk dirinya saja namun hal
ini juga ia lakukan demi orang-orang disekitarnya yang memiliki kebutuhan
khusus dan melalui karyanya ini ia dapat membantu orang lain yang lebih
membutuhkan.
Selain telah mampu
mengaktualisasikan dirinya Rangga juga sudah dapat memenuhi hierarki kebutuhan
dari Abraham Malow yaitu kebutuhan fisiologi, kebutuhan akan rasa aman,
kebutuhan akan rasa cinta dan kasih sayang dimana dengan hasil ciptaannya ini
ia bisa mendapatkan cinta dan kasih dari semua orang yang telah ia bantu,
kebutuhan akan penghargaan kebutuhan ini juga dapat dibuktikan dengan banyaknya
penghargaan yang telah ia terima dari ajang international, dan yang terakhir
tentu saja mampu mengaktualisasikan diri.
Jadi, menurut kepribadian sehat
yang dikemukakan oleh Abraham Maslow dapat dilihat bahwa Rangga termasuk kedalam
orang yang memiliki kepribadian sehat, karna ia dapat melihat potensi yang ada
pada dirinya dan ia mampu mengaktualisasikan dirinya sendiri sekaligus membantu
orang-orang disekitarnya dan juga dapat
memperoleh penghargaan dari hasil karyanya tersebut. Dan ia juga masuk
kedalam orang yang membutuhkan penghargaan sebagai salah satu pembuktian
terhadap dirinya sendiri. Dimana prestasinya tersebut dapat membuktikan bahwa
ia memiliki pengaktualisasian diri yang tinggi.
Sumber :
Thursday, 23 April 2015
Nama : Ika Yulistyamawati
Kelas : 2pa15
NPM : 14513242
Carilah contoh dari:
a. social facilitation
b. social loafing
c. deindividuasi
a. Contoh dari social facilitation,
misalnya : Saya pernah mengalami masa-masa ketika jenuh dengan rutinitas
sehari-hari yang padat dan melelahkan. Teman-teman,
membuat saya lebih bersemangat melalui segala rutinitas tersebut. Dengan
mereka, saya sadar bahwa saya tidak sendirian. Kami dapat melewati semuanya
bersama-sama. Ketika ada waktu luang, kami juga sedikit bersenang-senang.
Seperti menginap bersama, makan diluar, berbelanja, nonton, dan lain
sebagainya. Melakukan hiburan bersama-sama tersebut rasanya seperti me-refresh
lagi diri dari rasa letih yang ada. Tidak yang berbau rekreasi saja, kami juga
melakukan hal yang berkaitan akademik bersama-sama. Berdiskusi mengenai
pelajaran, mengerjakan tugas, mendaftar beasiswa, dan banyak lagi. Sesekali
kami juga bersama-sama menjadi panitia suatu acara. Rasa letih dan jenuh dapat
berkurang banyak saat menghabiskan waktu bersama mereka. Semua terasa lebih
menyenangkan dan lebih ringan. Semangat saya untuk terus menjalani semuanya
jadi tetap berkibar.
b. Contoh dari social loafing, misalnya : Seorang teman di kantor
yang sering menjadi pimpinan kursus di tempat saya bekerja, pernah berbagi
cerita tentang pengamatannya atas kejadian-kejadian menarik yang terjadi di
kelasnya. Ada satu hal yang menarik perhatiannya berdasar pengamatan dan
interaksinya dengan peserta kursus di kelas yang dipegangnya. Ia melihat
beberapa peserta; yang sebelumnya telah teman saya kenal karena interaksinya
ketika berperan sebagai konsultan pada perusahaan asal peserta tersebut yang
menunjukkan perilaku berbeda ketika mengikuti kursus. Teman saya mengenal
peserta tersebut sebagai orang yang cerdas, kreatif, selalu serius serta
bersungguh-sungguh dalam bekerja. Pendek kata, atasannya selalu puas dengan
hasil pekerjaannya. Di kelas, ketika ia harus menyelesaikan tugas-tugas
individual dan mempresentasikannya, ia nampak menguasai materi dan tampil
seperti ketika ia bekerja. Namun ketika berada dalam kelompok dan harus
menyelesaikan tugas-tugas bersama, hal ini terutama nampak ketika melakukan focus
group discussion, peserta tersebut cenderung kurang aktif dan tidak banyak
berkontribusi untuk kelompoknya. Hal ini menimbulkan tanda tanya pada teman
saya tersebut, mengapa peserta tersebut perilakunya menjadi berbeda dengan saat
bekerja?
c. Contoh dari Deindividuasi misalnya; pelajar yang ikut-ikutan
tawuran. Pelajar yang bertawuran sudah tidak lagi mengenal control diri dan
perilakunya, mereka bergerombol mengatasnamakan solidaritas sekolah mereka,
saling berduel dan melukai layaknya jagoan-jagoan sakti sedang beradu ilmu.
Suatu tindakan yang bodoh dan jelas sangat tidak terpuji.
Sumber :
;;
Subscribe to:
Comments (Atom)
Powered by Blogger.
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "


